DILI, 09 Agustus 2022 (TATOLI)— Mantan Perdana Menteri dan juga sebagai mantan Ketua Wilayah Administratif Khusus Oe-Cusse Ambeno (RAEOA), Mari Alkatiri optimis kapal ‘Haksolok’ akan tiba di Timor-Leste (TL).
“Kapal Haksolok telah menjadi milik kita. 95 % dari investasi perusahaan TL. Jadi, kapal Haksolok telah menjadi milik kita, hanya saja saat ini kita masih memperbaiki kondisi kapal sebelum membawanya pulang,” kata Mantan Ketua RAEOA, Mari Alkatiri, pada wartawan usai bertemu Presiden Republik, José Ramos Horta di Istana Kepresidenan Bairro Pite Dili, selasa ini.

Mantan Perdana Menteri dan juga sebagai mantan Ketua Wilayah Administratif Khusus Oe-Cusse Ambeno (RAEOA), Mari Alkatiri. Foto Tatoli/Argentina Cardoso
Menurut Alkatiri, saat ini dibutuhkan persiapan pengawasan pada kapal Haksolok. “Kondisi kapal saat ini harus ada pengawasan, sehingga adanya kerusakan, dapat memperbaikinya dan ini merupakan investasi pertama TL di Eropa,” jelasnya.
Kapal Haksolok diresmikan pada tanggal 26 mei 2017 di kota Figuerra da Foz, Portugal dan menurut informasi, kapal tersebut akan tiba pada bulan oktober 2017, namun karena adanya masalah pribadi antara perusahaan dengan sub-kontraktor, menyebabkan kapal tidak pernah bersandar di Pelabuhan Dili, TL hingga kini.
Biaya kontruksi untuk kapal Haksolok senilai €13,7 dengan kapasitas kapal dapat memuat sekitar 377 orang dan 15 mobil.
Sedangkan, proses konstruksi kapal, ditandatangani pada tahun 2014, antara Pemerintah TL dan perusahaan Portugal. Dan Konstruksi sempat berhenti, namun setelah adanya ZEESM, proses konstruksi kapal tersebut diberikan kepada Otoritas RAEOA.
Keputusan untuk memilih kapal melalui Pemerintah Konstitusi ke-V, dengan melakukan perjanjian kontrak dengan kapal Eagle Ship Building, Lda pada 22 september 2014.
Untuk menjamin implementasi menurut spesifikasi dan pola teknik pada kapal ferry Haksolok, dan menjamin mendapatkan pendaftaran internasional menurut persyaratan Pemerintah TL, maka RAEOA-ZEESM mengadakan perjanjian kontrak pengawasan pada konstruksi kapal ferry dengan Insitut Soldadura.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz