DILI, 21 juni 2022 (TATOLI)—Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Frontline dari Jepang memberikan sertifikat kualifikasi setelah mendukung pelatihan pada sepuluh (10) tenaga kesehatan dari bidang USG Obstetri dan Ginekologi (OBGYN) di Gleno, kotamadya Ermera.
Pelatihan tersebut adalah bagian dari proyek “Meningkatkan Kesehatan Reproduksi, Ibu, Bayi, dan Anak (RMNCH) di Kotamadya Ermera” yang didanai Pemerintah Jepang dan dilaksanakan oleh LSM Frontline.
Di bawah proyek ini, pedoman pelatihan dan kurikulum untuk OBGYN dikembangkan untuk pertama kalinya di Timor-Leste.
“Kurikulum Pelatihan Ultrasound Nasional telah ditetapkan untuk pertama kalinya di Timor-Leste dan sepuluh tenaga Kesehatan yang memenuhi syarat sebagai praktisi ultrasound kebidanan dan ginekologi,” ungkap siaran pers yang diakses, Tatoli, kamis ini.
Di bawah proyek ini, 25 mesin ultrasound portabel dibeli dari Jepang dan ditempatkan di pos-pos kesehatan dan pusat kesehatan di Ermera, dan Institut Kesehatan Nasional (INS) juga akan menerima beberapa alat di antaranya setelah proyek selesai.
Kurikulum pelatihan, yang juga dikembangkan di bawah proyek ini, mengharuskan peserta untuk memahami mekanisme dan fungsi peralatan ini. Peserta juga akan mempelajari elemen penting dalam pemeriksaan kesehatan antenatal seperti posisi dan ukuran janin serta komplikasi kehamilan.
Dengan pedoman dan kurikulum pelatihan, INS sekarang memiliki perangkat yang diperlukan untuk melakukan pelatihan ultrasound OBGYN di dalam negeri, dan Kemenkes (Kementerian Kesehatan) dapat memulai penyediaan layanan ultrasound oleh praktisi ultrasound yang berkualifikasi di daerah pedesaan.
Melalui proyek ini, 4.000 ibu hamil di kotamadya Ermera akan dapat menerima pemeriksaan ultrasonografi kebidanan, dan lebih dari 30 petugas kesehatan dan pejabat pemerintah akan dapat meningkatkan kapasitas mereka dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayinya.
Di daerah Hatolia B, Ermera, jumlah pasien antenatal care sebelum pemeriksaan USG sekitar 70 per bulan. Selama 6 bulan pelaksanaan program ini meningkat menjadi 175 per bulan dan banyak dari mereka yang tetap mendapatkan pemeriksaan USG di antenatal care.
Tahun ini menandai peringatan 20 tahun pembentukan hubungan diplomatik antara Jepang dan Timor-Leste, dan Pemerintah Jepang telah mendukung perawatan ibu di Timor-Leste sejak tahun 2002.
“Sekarang lebih dari sebelumnya, sangat penting untuk mendukung semua wanita hamil dan bayi baru lahir, untuk menerima perawatan berkualitas tinggi selama tahap kehamilan, persalinan, dan masa nifas sehingga anak dan ibu dapat menikmati kehidupan yang lebih baik dan lebih sehat,” tulis siaran pers itu.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz