DILI, 15 Juni 2022 (TATOLI)–Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) yakin laut Timor-Leste (TL) memiliki potensi besar untuk mempromosikan dan memperkuat sektor ekonomi kelautan.
Ekonomi kelautan merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan di wilayah pesisir dan lautan serta di darat. Ekonomi kelautan menggunakan sumber daya alam (SDA) dan jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Perwakilan UNDP di Timor-Leste, Munkhtuya Altangerel mengakui dua pertiga permukaan bumi ditutupi air dan lautan dunia dan laut yang lebih sehat dapat memberikan masa depan yang lebih baik.
Menurutnya, laut memainkan peran mendasar dalam kehidupan di bumi, menyediakan lebih dari 50 persen oksigen untuk dihirup dan merupakan rumah bagi sebagian besar keanekaragaman hayati planet ini, belum lagi menjadi sumber makanan.
Timor-Leste adalah negara lautan dengan luas daratan Timor-Leste hanya 14.954 km2 dengan garis pantai 706 km, (termasuk RAEOA, dan dua pulau Atauro, 140 km2 dan Jaco, 8 km2). Sedangkan Zona Ekonomi Eksklusif Maritim Timor-Leste adalah 77.051 km2 – yang berarti luas lautan lebih dari 5 kali luas daratannya.
“Di TL, laut adalah penggerak utama ekonomi dengan sebagian besar pendapatan negara dihasilkan dan lapangan kerja diciptakan dari sumber daya laut. Ini termasuk keanekaragaman hayati laut yang kaya makanan, ekstraksi minyak dan gas, pariwisata, dan ekosistem pesisir dan laut yang meliputi bakau, terumbu karang, dan rumput laut,” kata Perwakilan UNDP itu dalam siaran pers yang diakes Tatoli.
Terlepas dari potensinya untuk menciptakan lapangan kerja, ekonomi laut melalui sektor perikanan dan akuakultur di TL juga dapat berkontribusi untuk mengurangi kekurangan gizi. Ikan mengandung protein hewani berkualitas tinggi dan vitamin yang tersedia secara hayati, kalsium, omega-3, serta zat gizi mikro penting lainnya.
“Kita harus ingat bahwa TL berada di antara 10 negara teratas dalam Indeks Kelaparan Global dan memiliki prevalensi stunting tertinggi di dunia,” ucapnya.
Ada 90 spesies ikan paus dan lumba-lumba (cetacea) yang berbeda serta setidaknya 30 di antaranya terdapat di TL. Ini termasuk populasi lokal seperti ikan paus berkepala melon dan lumba-lumba pemintal dan spesies yang bermigrasi seperti ikan paus bungkuk dan ikan paus biru kerdil.
Dikatakan, jika laut Timor dikelola dengan baik, wisata ikan paus dapat menghasilkan pendapatan yang signifikan bagi negara ini. Secara global, wisata mengamati ikan paus sedang booming. Wisata ikan paus menyumbang sekitar $30 juta per tahun untuk kelompok Kepulauan Pasifik.
UNDP siap mendukung negara-negara untuk membuat janji iklim nasional yang kuat, yang dikenal sebagai kontribusi yang ditentukan secara nasional (NDC). UNDP telah mendukung 120 negara, termasuk 47 negara yang rentan dalam upaya ini melalui Climate Promise.
Tahun 2021, UNDP dan Pemerintah Timor-Leste bekerja sama dalam sejumlah dokumen kebijakan seperti Rencana Adaptasi Nasional (RAN), Kebijakan Perubahan Iklim Nasional (NCCP), dan Kontribusi yang Ditentukan secara Nasional (NDC). Pemetaan bahaya nasional dan penilaian kerentanan juga dimulai dan setelah diselesaikan, akan berfungsi sebagai alat advokasi untuk aksi iklim di tingkat kota dan nasional.
Saat ini, Pemerintah TL bersama UNDP sedang berupaya memformalkan Transisi Ekonomi Biru. Diketahui bahwa pencapaian batas laut dimungkinkan karena upaya Pemerintah Timor-Leste dan kepemimpinan Kay Rala Xanana Gusmão, yang merupakan Ketua Negosiator Dewan untuk Penetapan Akhir Batas Maritim.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz