DILI, 13 april 2022 (TATOLI)- Organisasi Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA) dan Badan Kerjasama Internasional Korea (KOICA) mendukung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkuat sistem Kesehatan kelembagaan tentang Kekerasan Berbasis Gender (GBV).
Perwakilan UNFPA di Timor-Leste (TL), Lorna Rolla mengatakan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan terjadi di mana-mana. Secara global, satu dari tiga perempuan mengalami kekerasan fisik atau seksual selama hidupnya.
“Kita semua tahu bahwa kekerasan dalam rumah tangga lazim terjadi di TL,” kata Lorna Rolla dalam sambutannya pada acara kerjasama mendukung sistem Kesehatan kelembagaan tentang Kekerasan Berbasis Gender di Suai Room Timor Plaza, rabu ini.
Menurut data Survei Kesehatan Demografi Timor-Leste 2016, hampir tiga dari lima (59%) pasangan berusia 15-49 mengalami kekerasan dalam hidup mereka. Lebih dari dua dan tiga (74%) perempuan setuju seorang suami dibenarkan memukuli istri mereka.
Sementara itu, Country Director KOICA di TL, Eun-Ju Cha mengatakan dukungan yang diberikan pihaknya untuk program itu akan dilaksanakan oleh badan-badan PBB yang didanai KOICA.
Dikatakan, proyek ini bertujuan untuk lakukan pencegahan terhadap GBV. Untuk itu, diperlukan kerjasama lebih banyak lagi dengan instansi terkait untuk mengurangi jumlah korban GBV.
Eun-Ju Cha menganggap fasilitas kesehatan seringkali menjadi titik kontak pertama bagi para penyintas setelah kekerasan berbasis gender terjadi.
Dilain pihak, Wakil Menteri Kesehatan, Bonifacio Mau Coli menekankan bahwa kekerasan berbasis gender telah menjadi isu kesehatan masyarakat. Kekerasan berbasis gender terus menjadi pelanggaran umum terhadap masalah hak asasi manusia.
“Ini adalah kasus serius yang membutuhkan perhatian dan kerja keras kita khususnya di bidang intervensi kesehatan dalam hal pencegahan dan penanggulangan kasus kekerasan berbasis gender. Karena, sektor kesehatan umumnya sering menjadi titik kontak pertama untuk kasus GBV,” ucapnya.
Dirjen Sekretariat Negara untuk Kesetaraan dan Inklusif, Armando da Costa melaporkan bahwa data GBV menunjukkan pada 2017, terjadi 871 kasus kekerasan dalam rumah tangga dan 142 kasus Kekerasan Berbasis Gender (GBV).
Selanjutnya, pada tahun 2018, terdaftar 821 kasus kekerasan dalam rumah tangga dan 178 kasus GBV. Sementara pada 2019, juga tercatat 1071 kasus kekerasan dalam rumah tangga dan 276 kasus GBV. Dilain pihak pada 2020 juga teridentifikasi 1082 kasus kekerasan dalam rumah tangga dan 237 kasus GBV.
Proyek tersebut didanai KOICA dengan dana senilai $50 juta. Program ini bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan mitra pembangunan lainnya yang terdiri dari UNFPA, UNDP dan lainnya.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz