DILI, 07 april 2022 (TATOLI)–Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kamis ini merayakan Hari Kesehatan Sedunia. Dalam perayaan kedua belah pihak berkomitmen bekerja sama dalam mempromosikan hidup sehat, dan menjaga kesehatan manusia serta planet bumi dalam sistem kesehatan.
Perwakilan WHO untuk Timor-Leste, Arvind Mathur dalam sambutannya menegaskan bahwa komitmen WHO untuk bahu-membahu dengan Kemenkes untuk mencapai visi Timor-Leste (TL) yang sehat.
“Hari ini, saya meminta pada Menteri Kesehatan, Administrator Kotamadya, Sekretaris Negara urusan Lingkungan Hidup, dan seluruh Pemerintah dan semua masyarakat untuk menjaga dan melindungi kesehatan dan mengurangi krisis iklim,” kata Perwakilan WHO, Arvind Mathur dalam sambutannya pada perayaan Hari Kesehatan Sedunia, di Palacio das Cinzas Dili, kamis ini.
Ia meminta untuk menata kembali Timor-Leste dengan udara bersih, sejuk, dan makanan sehat untuk semua masyarakat serta ekonomi yang memadai untuk kesejahteraan masyarakat. Selain itu, infrastruktur kesehatan yang tahan terhadap iklim dan lingkungan sehat yang berkelanjutan di setiap kotamadya yang lebih layak untuk dihuni.
Dikatakan, pihaknya memusatkan perhatian global pada penyakit kanker, asma dan penyakit jantung. Untuk itu, Hari Kesehatan Sedunia 2022, WHO memusatkan perhatian global pada tindakan yang mendesak serta diperlukan untuk menjaga manusia dan planet bumi ini tetap sehat dan mendorong gerakan untuk menciptakan masyarakat yang terfokus pada kesejahteraan.
“Sebagai Negara Berkembang Pulau Kecil, Timor-Leste memiliki kerentanan terhadap kejadian cuaca ekstrem yang lebih sering dan parah,” jelas Arvind.
Diungkapkan, berdasarkan data yang ada, lebih dari 95% populasi terutama menggunakan bahan bakar padat untuk memasak. Polusi Udara di dalam dan di sekitar rumah sebagian besar disebabkan oleh pembakaran bahan bakar padat (biomassa atau batu bara) untuk memasak. Dan 62% dari perkiraan 500 kematian anak karena Infeksi Saluran Pernafasan Bawah akut disebabkan polusi udara dalam rumah tangga.
Banjir yang sering terjadi dan curah hujan yang ekstrim akibat perubahan iklim menyebabkan tenggelam, cedera, trauma, dan juga penyakit menular.
“Seperti yang saya nyatakan sebelumnya, Peringatan Topan Seroja adalah pengingat akan kerentanan kami karena akan terus mengalami banjir bandang dan tanah longsor yang menghancurkan rumah, serta menggusur orang dan memberikan tekanan luar biasa pada sistem,” katanya.
Dikatakan, dunia saat ini mengalami gelombang panas yang meningkat dengan musim panas yang panjang dan peningkatan suhu, sehingga menghasilkan penyakit yang ditularkan melalui vektor.
“Sekali lagi, saya tegaskan WHO berkomitmen kuat sebagai mitra terpercaya dan dapat diandalkan oleh Kemenkes. Kami akan mendukung teknis yang dapat ditindaklanjuti dan bekerja sama dengan Pemerintah Timor-Leste dalam upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dalam mencapai visi masyarakat TL yang hidup sehat,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Menteri Kesehatan, Odete Maria Freitas Belo juga mengutarakan dampak perubahan iklim terhadap penyakit menular pada manusia.
“Manusia adalah penyebab utama perubahan iklim dan pemanasan global. Misalnya, menebang pohon untuk kayu bakar menyebabkan kemarau panjang, sehingga menyulitkan pertanian untuk menanam makanan bergizi. Karena itu, saya mengimbau setiap keluarga setidaknya menanam satu pohon, selain itu setiap sekolah dan lembaga publik juga harus menanam pohon untuk mengatasi krisis iklim dan menyelamatkan lingkungan kita,” katanya.
Odete menekankan pentingnya pengelolaan dan pengendalian limbah medis yang tepat untuk mencegah patogen dan zat beracun yang mencemari tanah dan air.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz