iklan

POLITIK, INTERNASIONAL, SOSIAL INKLUSIF

Timor-Leste prihatin atas situasi yang terjadi di Ukraina

Timor-Leste prihatin atas situasi yang terjadi di Ukraina

Menteri Luar Negeri dan Kerjasama, Adaljiza Albertina Xavier Magno. Foto Tatoli /Egas Cristovão

DILI, 26 februari 2022 (TATOLI)—Pemerintah Timor-Leste (TL) melalui Menteri Luar Negeri dan Kerjasama, Adaljiza Albertina Xavier  Magno mengecam konflik yang dibuat Rusia dan menyatakan keprihatinan atas  situasi yang terjadi di Ukraina saat ini.

Melalui surat siaran pers dari Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama (MNEK), yang diakses Tatoli, sabtu ini menyatakan, Timor-Leste menyatakan Posisi  atas Situasi Ukraina, yang kian memanas.

“Timor-Leste sangat prihatin dengan situasi Ukraina saat ini. Kami mendesak semua pihak dalam konflik untuk menyetujui gencatan senjata segera dan mengejar solusi diplomatik,” ungkap Adaljiza dalam siaran pers itu.

Menurutnya, sebagai bangsa yang baru merdeka setelah melalui perjuangan yang panjang,  Timor-Leste mengakui bahwa perang tidak membawa manfaat bagi siapa pun.

“Kemerdekaan Ukraina harus dihormati,” ucapnya.

Dikutip dari CNN mengenai konflik Rusia dan Ukraina dijelaskan, setelah berbulan-bulan pembangunan militer dan brinkmanship di perbatasannya dengan Ukraina, Rusia menginvasi bekas tetangga Sovietnya dengan serangan multi-cabang, mengancam akan mengacaukan Eropa dan menarik Amerika Serikat.

Upaya diplomatik untuk mencegah invasi Rusia dalam beberapa pekan terakhir gagal meredakan ketegangan yang telah meningkat selama berbulan-bulan.

Rusia telah memperketat cengkeraman militernya di sekitar Ukraina sejak tahun lalu, mengumpulkan puluhan ribu tentara, serta peralatan dan artileri, di depan pintu negara itu.

Asap hitam mengepul dari bandara militer di Chuguyev dekat Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, Kamis (24/02). Eskalasi konflik selama bertahun-tahun antara Rusia dan Ukraina telah memicu krisis keamanan terbesar di Eropa sejak Perang Dingin. Serangan Rusia di beberapa bagian Ukraina meningkatkan momok pertikaian berbahaya antara kekuatan Barat dan Moskow.

Beberapa daerah di Ukraina diserang pada Kamis pagi setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan dimulainya “operasi militer khusus” dan memperingatkan pertumpahan darah kecuali pasukan Ukraina meletakkan senjata mereka.

Serangan terkoordinasi itu terjadi beberapa hari setelah Putin mengumumkan bahwa Moskow akan secara resmi mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DNR dan LNR) yang dideklarasikan sendiri, di wilayah Donbas Ukraina timur, memerintahkan pengerahan pasukan Rusia di sana secara luas dan diyakini sebagai pembukaan salvo ke konfrontasi militer yang lebih luas.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor    : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!