DILI, 22 Februari 2022 (TATOLI) – Yayasan Klibur Domin pada awal tahun 2022 mendeteksi pasien penderita Tuberkulosis (TBC) di Timor-Leste (TL) sebanyak 122 orang.
Direktur Yayasan Klibur Domin, Joaquim Soares mengatakan, pihaknya telah mendeteksi sekitar 122 penderita TBC pada awal tahun 2022. Sementara, pada 2021, Yayasan mendeteksi 234 penderita TBC.
“Awal tahun ini, kami mendeteksi 122 kasus baru. Paling banyak di Atauro. Kami berharap dapat mendiagnosis lebih banyak pasien lagi”, kata Joaquim Soares, di sela-sela seminar pelatihan di Hotel Novo Turismo, Dili.
Berita terkait : Kemenkes TL : TBC terus jadi masalah kesehatan di Timor-Leste
Menurutnya, Kementerian Kesehatan saat ini berfokus pada pendeteksian kasus baru TBC di pos Administratif Atauro. “Kami berharap pada triwulan pertama tahun 2022 dapat mendiagnosis lebih dari 200 kasus. Semua pasien menjalani perawatan medis di Puskesmas,” ujarnya.
Sementara itu, Joaquim meminta kepada penduduk Atauro yang memiliki 11.000 penduduk, untuk melakukan tes kesehatan. Karena, 6.000 orang di antaranya telah mengikuti tes.
Berita terkait : Berantas TBC, WHO minta kerjasama semua pihak
Direktur itu juga mengatakan, pada maret mendatang, tim kesehatan akan melaksanakan, tes skrining Tuberkulosis dan rontgen massal di pulau tersebut, terutama pada daerah pedesaan.
Ia menyebutkan dalam melaksanakan pekerjaan ini, pihaknya mendapatkan dukungan berupa dana senilai $450.000 dari Badan Kerjasama Internasional Korea Selatan (KOICA) di Timor-Leste dari 2020 hingga 2022.
“KOICA telah mengalokasikan dana sebesar $450.000 untuk Klibur Domin. Anggaran tersebut telah digunakan 37% atau setara dengan sekitar $170.000,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Unit Program Tuberkulosis Kemenkes, Constantino Lopes mengatakan, pada 2022 ini, timnya mendeteksi 3.200 penderita tuberkulosis, 3% diantaranya meninggal dunia.
“Sebagian besar kasus terdeteksi di Dili. Namun, bukan berarti pasien ini adalah penduduk Kotamadya Dili. Karena, kurangnya peralatan medis seperti rontgen, para penderita terpaksa menjalani perawatan di Dili,” tuturnya.
Menurutnya, sebagian besar korban penderita TBC meninggal dunia akibat komplikasi diabetes dan HIV/AIDS.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz