DILI, 07 februari 2022 (TATOLI)— Organisasi Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mendukung Yayasan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Mata Timor-Leste (AHDMTL) dalam mempromosikan Pendidikan Inklusif untuk para guru di EBC (Sekolah Dasar) Manleuana demi menjamin kesetaraan layanan untuk siswa penyandang disabilitas.
Direktur AHMDTL, Gaspar Afonso mengatakan pihaknya memberikan pelatihan kepada para guru untuk melayani kaum penyandang disabilitas dengan setara. Karena, banyak penyandang disabilitas yang putus sekolah akibat dari ketidaknyamanan yang didapatkan selama proses belajar mengajar.
“Mereka mendapatkan diskriminasi di sekolah, dan beberapa guru tidak memberikan perhatian. Karena, menganggap semuanya seperti biasa. Tetapi, dengan tidak diberikan perhatian maka akan menyakit para penyandang disabilitas. Jadi, kami memberikan pelatihan kepada para guru untuk bisa menjelaskan hal tersebut kepada semua siswa dan berinteraksi dengan mereka menggunakan kata-kata yang selayaknya,” jelas Gaspar di EBC Manleuana, senin ini.
Berita terkait : AHDMTL latih tujuh guru penyandang disabilitas mata
Ia meminta agar setiap sekolah bisa menyediakan layanan yang sama kepada semua kaum penyandang disabilitas dan bisa memberikan fasilitas yang sesuai. AHMDTL sendiri memiliki anggota lebih dari 90 orang dan beberapa orang tidak melanjutkan proses belajar mengajar di sekolah.
“Kami akan terus memperjuangkan ini dan berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan. Jika, tidak ada jalan kami akan mendatangi Perdana Menteri, selaku Kepala Pemerintah karena saat ini 10% dari total kaum penyandang disabilitas mampu menyelesaikan proses belajar mengajar di sekolah pada umumnya,” katanya.
Dilain pihak, Perwakilan EBC Manleuana, Ezequiel Santos Marques mengatakan, sekolah mereka memiliki satu siswa penyandang disabilitas yang telah lulus sekolah, dan sekarang masih ada dua siswa yang tetap melanjutkan sekolah di EBC Manleuana.
Menangapi masalah tersebut, Perwakilan Kepala Departemen Layanan Pendidikan Kotamadya Dili, Florentina Fernandes menegaskan pihaknya sedang berusaha menambah kelas dan infrastruktur yang sesuai.
“Kami juga mendengar semua keluhan ini. Tetapi, semuanya butuh proses dan sampai saat ini belum memiliki data tentang siswa difabel di Kotamadya Dili. Jadi, melalui acara pendidikan inklusif ini, bisa mengingatkan kami untuk segera melakukan pengumpulan data,” ungkapnya.
Pelatihan tersebut mendapatkan dukungan dari UNICEF, Plan Interntional dan Kementerian Pendikan, Pemuda dan Olahraga.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz