DILI, 27 januari 2021 (TATOLI)– Direktur Misi Kusta di Timor Leste (MLTL- Misaun Lepra iha Timor-Leste), Afliana Lisnahan dos Reis mengatakan sejak tahun 2004 hingga 2021 pihaknya telah mendaftar sekitar 3.000 lebih kasus kusta di Timor-Leste (TL).
“Jumlah kasus kusta meningkat setiap tahun. Itu terjadi, karena kurangnya perawatan kesehatan secara dini. Kami melaporkan sekitar 3.000 penderita kusta dari tahun 2004 hingga 2021,” kata Direktur MLTL, Afliana dos Reis pada wartawan Tatoli di Comoro Dili, rabu ini.
Ia menginformasikan bahwa jika seseorang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, maka mudah menularkan penyakit ini. Karena itu, perlu mengkonsumsi makanan bernutrisi untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan menambah imum.
Berita terkait : 150 orang Timor-Leste terdeteksi menderita kusta
“Penyakit ini menular melalui batuk dan bersin-bersin. Jika Anda memiliki kekebalan yang kuat,maka akan butuh waktu lama Anda akan terkena penyakit ini,” katanya.
Dijelaskan, kusta adalah penyakit menular dan kronis, karena masa inkubasi membutuhkan waktu enam hingga dua tahun untuk mendeteksi gejalanya.
“Misi kami adalah memberantas penyakit ini di TL. Karena itu, perlu mendeteksi dan merawat penderita kusta sejak dini. Kami terus mengkampanyekan di semua kotamadya termasuk di Daerah Administratif Khusus Oé-Cusse Ambeno dalam rangka memerangi penyakit kusta,” katanya.
Berita terkait : MLTL targetkan putus rantai penularan kusta pada 2035
Ia meminta kepada seluruh masyarakat yang mengalami tanda-tanda kusta untuk secepatnya berobat ke Puskesmas atau Pusat Kesehatan agar mendapatkan obat-obatan secara gratis.
Direktur tersebut juga mengingatkan bahwa perlunya minum obat secara teratur, selama enam hingga dua tahun. Jika, tidak mentaati meminum obat, maka penyakit tersebut tidak akan sembuh.
Sementara itu, Direktur Program Penyakit Tropis Terabaikan dari Kementerian Kesehatan, Jose Liu Fernandes mengatakan, pada 2021 otoritas kesehatan mencatat ada 150 kasus kusta di delapan kotamadya termasuk di Daerah Administratif Khusus Oé-Cusse Ambeno.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz