iklan

INTERNASIONAL, KESEHATAN, DILI, HEADLINE

Pemerintah TL dan KOICA tanda tangani proyek “Say no to 5S” senilai $7.8 juta

Pemerintah TL dan KOICA tanda tangani proyek “Say no to 5S” senilai $7.8 juta

Menteri Keuangan, Rui Gomes menandatangani proyek “Say no to 5S” dengan Direktur Nasional KOICA, Eunju Cha di Aula Xanana Gusmão, Kementerian Keuangan, Dili, jumat (14/01). Foto Tatoli/Francisco Sony

DILI, 14 januari 2021 (TATOLI)— Pemerintah melalui Kementerian Keuangan bersama KOICA (Koica International Cooperation Agency) menandatangani perjanjian proyek “Say no to 5S”. Proyek itu bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan gizi anak-anak sekolah di Timor-Leste (TL).

Proyek 5S adalah  Starvation, Soil-transmitted helminthiasis, Skin diseases, Smoking, and Sugary/Alcoholic Drinks (Kelaparan, Penularan cacingan, Penyakit Kulit, Merokok, dan Minuman Beralkohol).

Proyek “Say no to 5S” dengan jumlah $7.870.000 (Tujuh juta lebih dollar amerika)  akan dilaksanakan selama lima tahun ini ditandatangani oleh Menteri Keuangan, Rui Gomes dan Direktur Nasional KOICA, Eunju Cha di Aula Xanana Gusmão, Kementerian Keuangan, Dili, jumat ini.

Menteri Rui mengatakan, sangat penting  untuk meningkatkan kesehatan dan gizi anak-anak usia sekolah demi menjamin lingkungan sekolah yang aman dan mengurangi resiko berbagai penyakit di sekolah.

“Selain itu dana yang diberikan dari Pemerintah Korea Selatan (Korsel)  akan digunakan untuk meningkatkan fasilitas di sekolah dengan  menyediakan sistem program ‘Merenda Eskolar’ yang bernutrisi dan terjaga untuk anak-anak,” kata Menteri Rui dalam acara tersebut.

Proyek ini akan diimplementasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)  melalui Program Pangan Dunia (WFP) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)   bersama  Kementerian Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (MEJD) dan Kementerian Kesehatan.

Proyek ini akan disediakan untuk 400 Sekolah Dasar dan 300.000 siswa yang akan berpartisipasi. Para siswa dari tiga kotamadya yaitu, Baucau, Bobonaro dan Manufahi. Ketiga  kotamadya yang akan mengimplementasikan program ‘Merenda Eskolar’ dengan nasi yang diperkaya akan gizi dan protein.

“Tiga kotamadya ini dipilih sesuai dengan data dari Strategi Nutrisi Nasional yang dipublikasi pada 2014 dan juga dari Dewan Keamanan Pangan dan Nutrisi Nasional (CONSSANTIL) yang memiliki angka kekurangan gizi paling tinggi,” ungkapnya.

Ia pun berterimakasih pada pemerintah Korsel telah  membantu TL menyelesaikkan masalah kekurangan gizi di TL dan juga kepada PBB melalui WHO dan WFP yang akan memberikan layanan teknik.

Menteri Rui mengingatkan kepada  Kementerian  yang ikut dalam proyek ini untuk meningkatkan layanan kerja yang menjamin bahwa asistensi yang diberikan bisa membawa dampak dan perubahan positiif untuk anak-anak TL.

Sementar itu, Duta Besar  Korsel untuk TL, Jeong Ho Kim menilai bahwa proyek ini merupakan kehormatan baginya yang mewakili Korea sebagai negara donor  untuk memberikan kembali dan mendukung kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Timor-Leste.

“Selama lima tahun ke depan, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Kesehatan, dengan bantuan WFP dan WHO, akan memberikan paket kesehatan, makanan berfortifikasi, dan pendidikan kepada anak-anak, dan memantau peningkatan kesejahteraan mereka,” katanya.

Menurutnya, dengan perbaikan gizi dan kesehatan, anak-anak dapat lebih baik melawan penyakit menular dan mengembangkan kemampuan belajar mereka.

Reporter : Cidalia Fàtima

Editor    : Armandina Moniz

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!