iklan

EKONOMI, POLITIK, INTERNASIONAL, KESEHATAN, DILI, PENDIDIKAN

UNICEF dan pemerintah luncurkan laporan Analisis Situasi Anak di TL

UNICEF dan pemerintah luncurkan laporan Analisis Situasi Anak di TL

Menteri Keuangan, Rui Gomes, Komisaris Hak Anak, Dinorah Granadeiro, Perwakilan UNICEF di TL, Bilal Durrani, Perwakilan dan Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Jepang di TL, YAMADA Kazumi meluncurkan laporan Analisis Situasi Anak tahun 2020 di Timor-Leste (TL), di kantor Kementerian Keuangan, Aitarak-laran, Dili, selasa (28/12). Foto Tatoli/Francisco Sony

DILI, 28 desember 2021 (TATOLI)– Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) bersama  Kementerian Keuangan, Komisi Hak Anak meluncurkan laporan Analisis Situasi Anak  tahun 2020 di Timor-Leste (TL).

Acara peluncuran dilakukan di kantor Kementerian Keuangan, Aitarak-laran, Dili. Laporan tersebut dibuat oleh Kementerian Keuangan, Direktorat Umum Statistik, Komisi Hak Anak dan UNICEF melalui bantuan dana Jepang.

Laporan ini memberikan analisis tentang status hak anak saat ini, mengidentifikasi tantangan yang dihadapi anak-anak dan keluarga mereka, dan menetapkan rekomendasi utama untuk pertimbangan Pemerintah dan mitra pembangunan.

Anak-anak berusia 0-17 tahun merupakan 44 persen dari populasi TL pada tahun 2020. Laporan tersebut memberikan analisis tentang status hak anak saat ini di TL, mengidentifikasi tantangan yang dihadapi anak-anak dan keluarga mereka, dan menetapkan rekomendasi utama untuk pertimbangan Pemerintah dan mitra pembangunan.

Hal ini bertujuan untuk mendukung perencanaan pembangunan nasional,  meningkatkan kesadaran akan situasi anak-anak,  menjadi referensi untuk advokasi, dan memperkuat “lingkungan yang mendukung”  serta kerangka nasional undang-undang, kebijakan, strategi, rencana dan ketentuan anggaran publik untuk memastikan perbaikan berkelanjutan dalam kelangsungan hidup, perkembangan, perlindungan dan partisipasi anak-anak TL.

Menteri Keuangan, Rui Gomes mengatakan laporan tentang Analisis Situasi Anak ini menawarkan bukti kuat dan informasi dasar yang akan membantu merencanakan dan melaksanakan inisiatif untuk mewujudkan hak-hak anak yang dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Strategis Nasional TL untuk 2011-2030 dan tujuan pembangunan berkelanjutan PBB.

“Kami meminta semua mitra pembangunan untuk menyelaraskan program dengan strategi nasional, dengan mempertimbangkan rekomendasi dari laporan ini, dan mendukung pencapaian tujuan yang ditetapkan untuk anak-anak di TL, baik untuk pendanaan,” kata Rui dalam acara peluncuran tersebut, selasa.

Penelitian ini menggunakan pendekatan sektoral untuk menganalisis data dan situasi anak, termasuk di bidang kesehatan, gizi, air, sanitasi dan kebersihan (WASH), pendidikan dan perlindungan anak. Ini juga menggunakan pendekatan siklus hidup untuk memeriksa periode kritis, tantangan dan peluang pada anak usia dini dan remaja.

Sementara itu, Perwakilan  UNICEF di TL, Bilal Durrani mengungkapkan laporan ini mengangkat isu-isu utama yang dihadapi  anak-anak di TL dan membantu memperdalam pemahaman tentang tantangan yang mereka hadapi, serta peluang penting untuk memastikan bahwa anak-anak bertahan dan berkembang.

“Ini termasuk suara anak-anak tentang masa depan yang ditata ulang, dan solusi potensial untuk mengatasi tantangan yang mereka hadapi hari ini,” tegasnya.

Dilain pihak, Komisaris Hak Anak, Dinorah Granadeiro, mengakui bahwa meskipun TL telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa selama beberapa tahun terakhir, masih banyak yang harus dilakukan.

Jika investasi dan tindakan tidak diambil sekarang, sebagian besar anak-anak tidak akan memiliki kesempatan yang menjadi hak mereka, baik itu hak untuk bertahan hidup, nutrisi, akses ke perawatan kesehatan atau pendidikan dan perlindungan.

Sedangkan, Perwakilan dan Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Jepang di TL, YAMADA Kazumi menegaskan bahwa sesungguhnya anak adalah harapan dan landasan bagi masa depan suatu negara dan sumber kebahagiaan bagi generasi sekarang. Pencapaian hak-hak anak sangat penting bagi pembangunan sebuah negara terutama di negara seperti TL  di mana setengah dari penduduknya berusia di bawah 18 tahun.

“Sangat menyenangkan melihat Analisis Situasi Anak-anak di TL diluncurkan hari ini sebagai bagian dari proyek ini, karena mengetahui fakta dan data merupakan langkah pertama yang penting untuk memecahkan masalah apa pun,” katanya.

Dikatakan, sejalan dengan fokus Jepang untuk memastikan anak-anak memiliki awal terbaik dalam hidup dan Jepang sekarang juga berkonsultasi dengan UNICEF untuk mengatasi kekurangan gizi melalui intervensi dalam 1.000 hari pertama kehidupan untuk memberantas stunting, wasting dan kekurangan mikronutrien pada anak-anak, serta untuk para remaja.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor    : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!