iklan

INTERNASIONAL, DILI

KNTLU pastikan Tais tidak sama dengan kain tenun dari negara lain  

KNTLU pastikan Tais tidak sama dengan kain tenun dari negara lain   

Tais Timor-Leste. Foto Tatoli/Francisco Sony

DILI, 16 desember 2021 (TATOLI)– Sekretaris Eksekutif Komisi Nasional Timor-Leste untuk UNESCO (KNTLU), Francisco Barreto menegaskan bahwa penetapan Tais  sebagai Warisan Budaya Takbenda yang Perlu Dilindungi Mendesak tidak akan memberi dampak pada kain tenun di negara lain karena beda motif dan proses pembuatannya.

“Publik bisa bingung tentang kesamaan ini tetapi komite dari UNESCO mereka melihat produk keaslian dari Timor-Leste (TL) dan dilihat dari proses pembuatan yang sudah turun temurun kita lakukan karena semua memiliki motifnya sendiri,” jelas Farncisco pada Tatoli di Kantor KNTLU Infordepe Balide, kamis ini.

Berita terkait : Tais Timor resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda yang perlu dilindungi  

Ia mengatakan, negara asia lainnya yang memiliki kain tenun yang hampir sama dengan TL adalah seperti Indonesia, Filipina dan Malaysia. Tetapi menurutnya proses pembuatan serta motif dan coraknya sangat berbeda.

“Negara tetangga kita Indonesia juga ada yang membuat Tais tetapi motif mereka tidak sama dan proses pembuatanya tidak sama. Mereka bisa melakukan nominasi untuk UNESCO Paris untuk produk mereka sendiri tetapi motifnya tidak sama karena kita mengikuti cara leluhur kita,” ungkap Sekretaris Eksekutif, Francisco.

Berita terkait : Pengakuan Tais beri peluang bagi warisan budaya TL yang lain

Komite Antar Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda telah memasukan testil “Tais” TL dalam daftar warisan budaya takbenda UNESCO yang membutuhkan perlindungan mendesak.

Keputusan tersebut ditetapkan melalui konferensi sesi keenam belas yang diadakan secara online tepatnya pada 14 desember 2021. TL memenuhi semua kriteria untuk klasifikasi, serta untuk bantuan keuangan, dalam jumlah $265.895.

Selain itu, dengan batuan dari UNESCO Paris tersebut, KNTLU dan mitranya akan bersama melestarikan produk Tais dengan meningkatkan pembuatan Tais di tingkat kotamadya, bantu promosikan produk tersebut serta memberi pelatihan pada kaum muda untuk bisa menenun Tais.

“Dana ini diberikan untuk tiga tahun dan seperti yang saya katakan, saat ini banyak kaum muda yang tidak bisa menenun. Jadi bagaimana untuk menjaga eksistensinya,  maka salah satunya dengan memberi pelatihan,” katanya.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!