iklan

DILI, LSM, SOSIAL INKLUSIF

PERMATIL kelola 300 sumber mata air di TL

PERMATIL kelola 300 sumber mata air di TL

Direktur Eksekutif PERMATIL, Ego Lemos. Foto TATOLI/António Gonçalves

DILI, 13 desember 2021 (TATOLI)— Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Permakultura Timor Leste (PERMATIL) berhasil menyelamatkan  dan mengelola kembali 300 lebih mata air di 12 kotamadya, termasuk  RAEOA.

Demikian hal tersebut dikatakan, Direktur Eksekutif PERMATIL, Ego Lemos kepada Tatoli  di Kantor CNE, Dili, senin ini.

Menurutnya, sejak 2008,   PERMATIL mengelola banyak mata air yang telah mengering selama 20 tahun lebih.

“Dalam mengelola  mata air yang mulai kering, PERMATIL bekerja    dalam membuat bendungan kecil tradisional untuk menghemat air di perbukitan selama musim hujan. Jadi, kami telah menciptakan banyak mata air baru melalui praktik ini,” tuturnya.

Ia menjelaskan, untuk  membuat mata air baru, langkah pertama adalah membuat bendungan tradisional di perbukitan agar menghemat air hujan. Kemudian, akan mulai menanam pohon di sekitar bendungan. Dibutuhkan dua tahun untuk menghidupkan kembali mata air,” kata  Ego.

Ia menambahkan, sangat penting bagi setiap keluarga memasang sistem pemanenan air hujan agar menghemat air di bawah tanah. Karena untuk mengatasi kelangkaan air di TL  membutuhkan Kebijakan Nasional Perlindungan dan Konservasi Sumber Air.

“Saya pikir penting bagi pemerintah untuk memperkenalkan Kebijakan Nasional Perlindungan dan Konservasi Sumber Air di negara ini. Misalnya, jika pemerintah ingin membangun gedung publik, perlu dipikirkan bagaimana menghemat air melalui gedung itu saat musim hujan,” ucapnya.

Ia menekankan bahwa PERMATIL berkomitmen untuk bekerja sama  dengan pemerintah, mitra pembangunan, organisasi non-pemerintah internasional, anggota masyarakat, pemimpin lokal, para pemimpim, dan pemuda, untuk terus melestarikan dan meningkatkan danau publik, membuat danau baru, dan drainase air agar mencegah mengalir ke sungai.

“Ini dapat memulihkan lebih banyak air di bawah tanah, mencegah erosi, dan memulihkan ekologi kita. Kami akan menggunakan air untuk menanam dan menumbuhkan lebih banyak pohon di dekat danau,” pintanya.

Ego juga  mengimbau kepada masyarakat, untuk berhenti menebang pohon, tempatkan hewan peliharaan di kandang dan berhenti melakukan praktik pertanian tebang dan bakar pohon untuk mencegah kebakaran hutan di negara ini,” paparnya.

Selain itu, Direktur Eksekutif, Otoritas Nasional Air dan Sanitasi  (ANAS, IP), Domingos Pinto juga memberikan alasan yang sama dari  kekurangan air bersih selama musim kemarau.

“Perubahan iklim, deforestasi, pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan pemborosan penggunaan air dapat menjadi penyebab utama kurangnya pasokan air di ibu kota Dili dan kotamadya lainnya,” kata Domingos.

“Penduduk di kota Dili menggunakan air sekitar 75.000 meter kubik per hari, namun ketersediaan air 60.000 meter kubik per hari itu pun akan berkurang di masa depan ,” ucap Dominggos Pinto dalam presentasinya di Seminar Nasional Air, Sanitasi , dan Kebersihan di aula CNE, Dili, jumat.

Menurutnya, karena pasokan air yang tidak mencukupi, maka pengelolaan air penting bagi penduduk untuk memiliki Kebijakan Air Nasional dan memastikan pengelolaan sumber daya air yang baik di negara ini.

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor    : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!