DILI, 03 desember 2021 (TATOLI)— Direktur Ekseskutif Assosiasi Penyandang Disabilitas (Asosiasaun Defisiensia Timor-Leste- ADTL), Cesário da Silva meminta kepada pemerintah untuk mengalokasikan dana bagi penyandang disabilitas di Timor-Leste (TL) agar mereka bisa ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
Direktur Eksekutif ADTL, Cesário da Silva mengutarakan hal itu pada acara peringatan Hari Disabilitas Sedunia di Aula Dom Bosco Comoro, jumat ini.
Tema Hari Penyandang Disabilitas Sedunia tahun ini adalah “Timor-Leste harus menjamin inklusif dan keberlanjutan penyandang disabilitas” dan sub temanya adalah “penyandang disabilitas bukan beban untuk pembangunan nasional, hentikan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas di masyarakat dan pastikan anggaran sensitif untuk inklusi disabilitas”.
Menurut Cesário, perayaan hari penyandang disabilitas sedunia dilakukan dengan tujuan untuk mendorong dan memotivasi para penyandang disabilitas untuk meningkatkan bakat mereka, terlepas dari keterbatasan mereka. Karena itu, dibutuhkan perhatian serius dari pemerintah untuk kesejahteraan mereka.
“Kementerian Pendidikan Pemuda dan Olahraga harus mengalokasikan anggaran sensitif bagi penyandang disabilitas maksimal 2% dari APBN. Pemerintah harus menciptakan kondisi infrastruktur dan menyediakan sumber daya manusia, seperti guru yang menguasai bahasa isyarat untuk mengajar penyandang disabilitas dan perlu penyediaan tempat penampungan bagi orang dengan gangguan jiwa”, kata Cesário.
Ia menganggap bahwa anggaran sensitif untuk penyandang disabilitas tidak mencukupi, karena tidak memungkinkan terciptanya kondisi, infrastruktur, dan pelatihan guru bahasa isyarat yang tepat. Kebanyakan penyandang disabilitas memiliki keterbatasan fisik sehingga mereka yang lahir di daerah terpencil tetap tinggal di sana, namun memiliki bakat di berbagai bidang yang bisa dikembangkan.
Pemerintah telah mendukung penyandang disabilitas melalui pembuatan undang-undang, seperti pemberian subsidi, tetapi implementasinya tidak mencukupi. Bahkan dari total 38.000 penyandang disabilitas di TL, baru 8.000 diantaranya yang mendapat subsidi.
“Persyaratan untuk mengakses subsidi itu rumit, dengan dokumen yang harus ditangani sendiri. Oleh karena itu, 30.000 penyandang disabilitas belum berhasil menerimanya”, ujarnya.
Data Sensus tahun 2015 juga menyebutkan bahwa dari total 38.000 penyandang disabilitas di TL, 25.000 diantaranya tidak mendapatkan akses ke pendidikan.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz