DILI, 22 November, 2021 (TATOLI)- Sekretaris Negara Pemuda dan Olahraga (SEJD) dan Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA) memberi pelatihan kesehatan reproduksi kepada 40 remaja dari 11 kotamadya termasuk daerah administratif khusus Oecusse-Ambeno (RAEOA).
Direktur UNFPA di TL, Ronny Lindstrom mengutarakan hal itu ketika memberi sambutan pada pembukaan acara pelatihan kesehatan reproduksi di ETDA, Hudi Laran, Dili, senin ini.
Dia menjelaskan, tujuan dari pelaksanaan kegiatan pelatihan ini untuk memberikan pemahaman lengkap mengenai kesehatan reproduksi yang nantinya para remaja akan membagikan informasi kepada masyarakat di masing-masing kotamadya.
“Remaja dituntut dalam kesehatan reproduksi sehingga dapat memberikan tekanan yang mendalam untuk menghindari terjadinya hubungan seksual di bawah umur. Program pelatihan ini akan membantu kaum muda untuk hidup sehat dan memastikan mereka dari segala penyakit yang dapat membahayakan hidup mereka,” kata Ronny Lindstrom.
Sementara itu, Kepala Umum Dinas Koperasi SEJD, João Dos Santos mengatakan pemerintah Timor-Leste (TL) berkomitmen untuk menyikapi kebijakan dengan pendidikan sehat dan membantu semua generasi muda dalam pemahaman tentang kesehatan reproduksi, sehingga dapat menghindari pernikahan dini dan kehamilan di bawah umur.
“Resiko bagi kehidupan generasi muda dan konsekuensi putus sekolah dan tanpa pendidikan formal tidak akan menjamin sebuah keluarga mencapai kehidupan yang cerah,” tuturnya.
Ia menambahkan, pelatihan ini, dapat membantu setiap orang khususnya remaja, agar menghormati tubuh mereka dan mengubah mentalitas mereka dalam kehidupan yang positif. Pelatihan ini juga untuk memantapkan kesehatan reproduksi agar hidup mereka tidak tertular penyakit menular dan berbahaya seperti HIV/AIDS.
Hal serupa diutarakan Ketua Komisi Remaja Katolik, Pastor João Soares. Ia mengatakan bahwa pelatihan ini dapat memberikan dorongan bagi kaum muda untuk mengaitkan kehidupan dengan aspek agama, etnis, moral, sosial budaya dan pendidikan.
“Pelatihan ini membantu generasi muda untuk menghindari pernikahan dini dan kehamilan di bawah umur, karena pernikahan dini dapat terjadi perceraian dalam sebuah keluarga,” ujar Pastor João.
Dikatakan, seorang remaja harus mengambil keputusan yang positif dengan menghindari dari keputusan negatif yang dapat terjadi pernikahan dini dengan menolak hubungan seksual sebelum umur.
“Keputusan tersebut tidak akan mencerminkan keputusan emosional dan membawa dampak yang berisiko buruk bagi kehidupan seseorang,” lanjutnya.
Ia berharap pelatihan ini akan meningkatkan mentalitas remaja dengan semua ilmu reproduksi seksual agar memiliki pemikiran positif dalam membuat tindakan positif, memastikan kehidupan remaja hidup sehat dengan masa depan yang cerah.
Salah satu peserta pelatihan, Juliana Pinto, berusia 29 tahun, dari pusat pelatihan Comoro, mengharapkan pelatihan ini akan memberikan informasi yang cukup mengenai kesehatan reproduksi, sehingga dapat dibagikan kepada kalangan remaja lainnya di tingkat komunitas.
Pelatihan ini diberikan kepada 40 remaja dari 11 kotamadya termasuk REOA, kecuali kotamadya Manatuto karena adanya beberapa kendala sehingga tidak hadir. Kegiatan pelatihan ini akan dilaksanakan selama sembilan hari, dimulai dari 22 hingga 31 November 2021.
Menurut data sensus penduduk tahun 2015 menunjukkan bahwa 26% wanita remaja di TL kurang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi.
Pelatihan ini dibiayai SEJD dengan dana sebesar $18.338 dan dana ini diberikan pada pusat pelatihan remaja Comoro untuk menyelenggarakan kegiatan seleksi remaja dari 11 kotamadya termasuk RAEOA agar mengikuti pelatihan tersebut.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz