iklan

POLITIK, INTERNASIONAL, DILI, HEADLINE

Keluar dari sistem, naker di Australia kehilangan perlindungan pemerintah

Keluar dari sistem, naker di Australia kehilangan perlindungan pemerintah

Direktur Tenaga Kerja Asing di Sekretariat Negara untuk Pelatihan, Professional dan Ketenagakerjaan (SEFOPE), Filomeno Soares. Foto TATOLI/Francisco Sony

DILI, 17 november 2021 (TATOLI)– Direktur Tenaga Kerja Asing di Sekretariat Negara untuk Pelatihan, Professional dan Ketenagakerjaan (SEFOPE), Filomeno Soares mengungkapkan tenaga kerja (naker) asal Timor-Leste (TL) di Australia yang keluar dari sistem, otomatis akan kehilangan perlindungan dari pemerintah.

“Resikonya sangat besar kalau naker keluar dari sistem. Mereka  akan   hilang pantauan dari pemerintah. Di sana ada  beberapa naker  menerima visa perlindungan atau Temporary Protection Visas (TPVs),” kata  Filomeno kepada Tatoli di Kantor SEFOPE, Becora, Dili,  rabu ini.

Berita terkait : Dampak Covid-19, 300 Naker di Australia keluar dari sistem database

Ia menjelaskan, para naker  ini tidak begitu mengerti tentang visa perlindungan di Australia. Visa ini   diterapkan untuk negara yang berada dalam konflik dan situasi negara tidak normal sehingga sangat dibutuhkan untuk mendapatkan visa perlindungan.

“Mereka tidak mengerti dan membuat visa ini dan menjadi sangat beresiko karena mereka dikontrol  negara Australia dan mereka sudah tidak dapat perhatian dari perwakialn negara kita di sana. Jika mereka ada di dalam sistem, otomatis  kita bisa memantau mereka dan tentunya juga menjamin bagi mereka yang ingin ke sana (Australia),” katanya.

Berita terkait : Tanggapi permintaan kerja di Australia, SEFOPE siapkan naker profesional 

Menurutnya, masalah naker keluar dari sistem  seperti ini sebelumnya tidak pernah terjadi. Namun,  hal ini terjadi akibat  dampak dari pandemi Covid-19.  Karena, semua perbatasan ditutup dan jika kontrak habis, mereka tidak bisa pulang. Akhirnya,  mereka harus keluar dari sistem karena biaya hidup  sangat mahal. Untuk  itu,  mereka harus mencari pekerjaan lain.

Filomeno menyebutkan, jika hal ini terus diterapkan para naker  TL di Australia, dampaknya   akan berimbas pada  calon naker Australia  di TL. Perusahaan   kontraktor akan kehilangan kepercayaan pada TL.

Untuk menyelesaikkan masalah ini, SEFOPE bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama serta Kedutaan Besar TL di Australia serta   perwakilan naker TL di Australia untuk terus mendata dan mendiskusikan masalah tersebut.

Disebutkan, total naker yang keluar dari sistem berjumlah 314.  Sebagian dari  mereka   mengurus sendiri  visa perlindungan atau Temporary Protection Visas (TPVs) dan Bridging Visa.

Menurut data SEFOPE, sejak 2016 sampai sekarang, tercatat  15.000 calon  naker   yang berhasil mengikuti ujian kelayakan dan masuk dalam sistem naker  Australia. Rencananya, pada  2022, TL akan mengirimkan sekitar 3.000 naker  ke Australia.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor      : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!