iklan

POLITIK, INTERNASIONAL, DILI, MANATUTO, SOSIAL INKLUSIF

Uni Eropa putar film tentang pentingnya pohon di Laclubar

Uni Eropa putar film tentang pentingnya pohon di Laclubar

Mantan Presiden Republik, José Ramos-Horta dan Duta Besar Uni Eropa untuk TL, Andrew Jacobs foto bersama saat hadir dalam acara peluncuran film di Laclubar, Kotamadya Manatuto. Foto Media Uni Eropa

DILI, 15 november 2021 (TATOLI)– Uni Eropa (UE) untuk pertama kalinya menayangkan empat film diluar Kotamadya Dili tentang pentingnya pohon  dalam budaya tradisional, mata pencaharian dan aksi iklim di Laclubar,  Kotamadya Manatuto.

Empat film tersebut menjelaskan pentingnya pohon bagi agroforestri dan mitigasi perubahan iklim, tentang kualitas mistik tradisionalnya, dan tentang bagaimana pohon berkontribusi pada penciptaan mata pencaharian baru dan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi orang-orang di Timor-Leste (TL).

Disebutkan, keempat film ini terdiri dari tiga film dokumenter dan satu film “making of ” diputar  di Salão Paroquial, desa Batara di Laclubar, Manatuto. Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian dan mantan Presiden Republik, José Ramos-Horta juga hadir pada peluncuran tersebut.

Film-film tersebut diproduksi dengan dukungan dari “Partnership for Sustainable Agroforestry (PSAF)/Ai ba Futuru”, yang dibiayai bersama   Uni Eropa dan Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) Jerman.

Keempat film ini menyampaikan pesan yang menginspirasi tentang bagaimana masyarakat lokal, dengan kearifan, nilai-nilai dan kerja keras mereka berada di garis depan dalam melindungi dan mengembangkan pohon dan hutan di TL. Sehingga berkontribusi pada mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, yang merupakan inti dari Kesepakatan Hijau Uni Eropa.

Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa untuk TL, Andrew Jacobs mengungkapkan harapannya bahwa film-film ini akan menghibur, menginspirasi dan membuka mata akan pentingnya pohon dan hutan. Mereka adalah sumber daya yang secara lokal dapat menghasilkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja dan mata pencaharian baru. Pada saat yang sama mereka juga merupakan aset yang dapat digunakan secara global untuk perdagangan emisi dan mitigasi perubahan iklim.

Keempat film tersebut adalah, “Son of Manukoko, the Guardian of Trees” oleh Bernardino Soares, “Ai Ba Moris” oleh Tom Hill, “Three Trees, Three Stories” oleh Lena Lenzen dan making of “Three Stories, One Country, Beautiful Timor-Leste” oleh Jawad Rayyan.

Menurut rencana, film-film tersebut  juga akan segera diputar di Atauro. Sebuah road show kemudian akan memastikan film-film tersebut diputar di Manatuto, Baucau, Viqueque dan Lautem, yang merupakan empat kota target proyek PSAF-Ai Ba Futuru.

Untuk menjangkau khalayak internasional, film-film tersebut telah dikirim ke Festival Film terkait lingkungan dan perubahan iklim, seperti “Film Krisis Iklim” yang diadakan di sela-sela COP 26 yang sedang berlangsung, di Glasgow, Skotlandia, dan “Festival Film Independen Jakarta”, di Indonesia. Dua dari film tersebut telah dipilih untuk Festival Film di Spanyol dan untuk Festival Sinema di Belanda.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor    : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!