iklan

POLITIK, INTERNASIONAL, DILI, PENDIDIKAN

TL dan UE luncurkan layanan penelitian ilmiah inovatif

TL dan UE luncurkan layanan penelitian ilmiah inovatif

Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk TL Andrew Jacobs. Foto TATOLI/Antonio Goncalves

DILI, 13 oktober 2021 (TATOLI)— Pemerintah bersama Kedutaan Besar Uni Eropa di Timor –Leste (TL) melakukan peluncuran layanan penelitian ilmiah inovatif secara virtual untuk mempromosikan pengetahuan ilmiah dan teknologi.

Berdasarkan siaran pers yang diakses Tatoli, dari Kedubes UE menjelaskan, Layanan Penelitian Ilmiah Inovatif diluncurkan Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk TL, Andrew Jacobs, bersama perwakilan dari Kementerian Pendidikan  Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (MESSK), Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama (MNEK).

Selain itu, hadir pula dalam pertemuan secara virtual tersebut adalah,  Ketua Eksekutif Institut Nasional untuk Sains dan Teknologi (NIST), Panel Ahli Fasilitas Pendukung Kebijakan (PSF) dan Sekretariat Organisasi Negara-negara Afrika, Karibia dan Pasifik (OACPS) .

Misi  NIST adalah mempromosikan pengetahuan ilmiah dan teknologi di TL dan merangsang penyebarannya dalam meningkatkan kesejahteraan di negara tersebut, sejalan dengan Rencana Pembangunan Strategis Nasional (2011-2030) .

Lembaga ini bertujuan untuk  memantapkan sistem ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian, pengembangan dan inovasi nasional di bidang strategis.

Dalam kerangka ini, PSF didirikan untuk pembuatan gedung digital nasional dan pengaturan Program Sains, Teknologi dan Inovasi tertentu dengan panel ahli.

PSF menawarkan layanan yang dibuat khusus berdasarkan kebutuhan negara, didanai Uni Eropa senilai  €60 juta  ($69 juta) dan dilaksanakan   Organisasi Negara-negara Afrika, Karibia, dan Pasifik (OACPS).

Dubes UE mengatakan, pihaknya  dan Pemerintah TL melihat digitalisasi dan teknologi data untuk disederhanakan dalam semua tindakan, dengan memberikan perhatian khusus agar menjembatani kesenjangan gender digital.

Menurutnya, ini untuk lebih jauh lagi, menempatkan teknologi dalam melayani masyarakat merupakan kebutuhan mendesak di TL, di mana sistem e-governance belum diterapkan dengan benar, membuat sebagian besar lembaga publik tidak efisien, menuntut sumber daya, dan lambat menyediakan layanan bagi penduduk.

“Tujuan dari pertemuan virtual ini adalah secara resmi memulai studi kelayakan sebagai tahap pertama proyek,” ungkap Andrew Jacobs dalam siaran pers tersebut.

Di akhir studi, Panel Pakar akan memberikan semua informasi yang diperlukan dalam menyiapkan repositori digital nasional di TL, dan mendukung rancangan program Sains, Teknologi, dan Inovasi.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor     : Armandina Moniz

 

 

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!