iklan

POLITIK, KESEHATAN, DILI

11 tenaga kesehatan selesaikan pelatihan EmONC

11 tenaga kesehatan selesaikan pelatihan EmONC

Foto google

DILI, 08 oktober 2021 (TATOLI)—Sebanyak 11 tenaga kesehatan terdiri dari bidan dan dokter telah menyelesaikan pelatihan komprehensif selama 26 hari tentang Emergency Obstetric and Newborn Care (EmONC) di Rumah Sakit Nasional Guido Valadares  (HNGV) Dili.

Berdasarkan  siaran pers yang diakses Tatoli,  menjelaskan,  peserta pelatihan berhasil mendalami pelatihan khususnya  bidan untuk mengelola komplikasi terkait kehamilan di Timor-Leste (TL), meskipun dalam situasi pandemi Covid-19.

Dijelaskan,  pelatihan seharusnya diadakan pada 17 februari lalu,  namun ditangguhkan tanpa batas waktu karena 10 peserta terkonfirmasi positif Covid-19 serta  pemberlakuan protokol kesehatan demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di TL.

Sementara itu, Bidan dari Pusat Kesehatan Komunitas Lacluta di Kotamadya Viqueque, Filipa de Fatima de Jesus,  mengatakan, dirinya juga dinyatakan positif Covid-19 dan pelatihan waktu itu harus ditangguhkan.

“Saya salah satu yang dinyatakan positif di tengah pelatihan. Kami baru saja menyelesaikan 18 hari karantina dan pelatihan harus ditangguhkan demi mengikuti protokol kesehatan,” kata Filipa.

Filipa merekomendasikan agar memberikan kesempatan pelatihan kepada  bidan  dari kotamadya.

Pelatihan komprehensif ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan bidan dan dokter dalam mengidentifikasi ibu yang berisiko dan memberikan manajemen yang baik dan pemindahan mereka ke fasilitas kesehatan yang sesuai dan salah satu cara mengurangi angka kematian bayi dan ibu yang baru lahir.

Dijelaskan, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam perawatan dan pengetahuan terkait kehamilan serta mengenali dan mengelola komplikasi kebidanan,  meningkatkan keterampilan dalam hal  pengambilan keputusan dan komunikasi penyedia layanan kesehatan yang berfokus pada bidan dan dokter.

TL sendiri saat ini memiliki salah satu tingkat kematian bayi dan rasio kematian ibu tertinggi di Asia Tenggara. Negara kepulauan ini memiliki angka kematian bayi sebesar 43,9 kematian per 1.000 kelahiran hidup dan rasio kematian ibu sebesar 142 kematian per 100.000 kelahiran hidup.

Dokter Puskesmas Cailaco di Kotamadya Bobonaro, Sidonio Amaral mencatat pengetahuan yang diperolehnya selama pelatihan meningkatkan kapasitasnya untuk melayani masyarakat dengan lebih baik.

“Saya mendukung dan menangani tiga kasus rumit selama persalinan setelah kursus dihentikan karena Covid-19. Selain menangani banyak persalinan normal kapan pun saya dibutuhkan. Saya berhasil menangani dua kasus tersebut dan satu merujuk ke Rumah Sakit Rujukan Bobonaro,” jelasnya.

Ia menyadari tidak sepenuhnya terlatih untuk menangani satu kasus merujuk ke Rumah Sakit Rujukan Bobonaro tentang penggunaan ekstraksi vakum (sejenis persalinan dengan bantuan yang digunakan untuk mengeluarkan bayi dari jalan lahir) selama persalinan. Ia tidak cukup percaya diri untuk menangani kasus ketiga yang ibunya sebelumnya telah menjalani operasi caesar.

“Setelah berhasil menyelesaikan kursus ini, saya yakin dapat mengidentifikasi dan merawat ibu dengan komplikasi saat melahirkan,” kata Sidonio.

Sejak tahun 2018, UNFPA bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan mitra lainnya telah memberikan pelatihan EmONC kepada lebih dari 118 peserta dalam sepuluh gelombang dengan masing-masing angkatan memiliki antara 10 hingga 13 peserta.

Pelatihan EmONC dapat membantu meningkatkan kualitas layanan perawatan kesehatan, mendekatkan layanan kepada bayi dan ibu yang baru lahir, khususnya di kalangan masyarakat yang sulit dijangkau, sambil berkontribusi pada pengurangan jumlah kematian saat lahir.

Dilain pihak, Bidan di Rumah Sakit Rujukan Maliana di Kotamadya Bobonaro, Estela Amaral, mengatakan pelatihan ini sangat membantu pengetahuan mereka.

“Sebelum pelatihan kami merujuk ibu hamil dengan komplikasi ke spesialis tetapi pelatihan ini (EmONC) telah membekali kami dengan lebih banyak pengetahuan untuk merawat ibu hamil dengan komplikasi. Saya sekarang dapat mengidentifikasi komplikasi apa pun dan merespons dengan tepat,” kata Estela.

Pelatihan tersebut difasilitasi  Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa  (UNFPA), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Pemerintah  Australia melalui Project for Human Development (PHD), dan HAI (Health Alliance International ) dalam kemitraan dengan Kementerian Kesehatan, dilanjutkan pada september setelah pemerintah melonggarkan pembatasan pada penyelenggaraan dan pertemuan secara publik.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor    : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!