DILI, 17 agustus 2021 (TATOLI)—Direktur Pusat Logistik Nasional (Bahasa tetum : CLN), Jacinto Paijo mengatakan pihaknya menaikkan harga padi perkilo $0.52 sen. Itu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas para petani.
“Timor-Leste (TL) mayoritas komsumsi beras. Dana yang dialokasikan membeli 4.350 ton dan tahun ini kita menaikkan harga padi $0.52 sen perkilo. Sementara harga padi pada tahun lalu $0.40 sen perkilo. Kita menaikkan harga agar bisa meningkatkan produktivitas para petani,” kata Paijo pada TATOLI di kantor FONGTIL, Kaikoli, senin.
Ia menjelaskan, jika produtivitas meningkat maka harga pun akan dinaikkan. Karena alokasi dana dari pemerintah untuk ketahanan makanan sebesar $12.000. Jika beras yang disediakkan tidak mencukupi, CLN akan membeli dari Thailand.
“Kita berencana beli beras import tahun ini sebanyak 10.000 ton dari Thailand. Untuk harga kita tentukan menurut pasar,” ucapnya.
Menurutnya, proses panen padi, CLN sudah mulai membeli di Maliana pada 27 kelompok petani. Selanjutnya akan membeli di Ermera, Suai dan kotamadya lainnya yang menanam padi.
Paijo menjelaskan, kehadiran CLN untuk memberikan kesempatan bagi para petani meningkatkan produksi dalam negeri. Karena pemerintah akan membeli hasil padi dan mendistribusikannya kembali.
“CLN sudah siapkan pusat pemrosesan gudang regional di Natarbora (Manatuto) dengan kapasitas menggiling sampai 20 ton padi. Begitu juga di Baucau dengan kapasitas gudang untuk 50 ton, di Maliana (Bononaro) juga sudah ada. Selanjutnya sudah ada empat pusat gudang termasuk Tibar (Liquiça) untuk menyimpan beras,” ungkap Paijo.
Ia menambahkan, CLN memotivasi para petani agar terus memproduksi padi. Karena CLN didirikan untuk mengimplementasikan program pemerintah dan salah satunya mengurangi angka import produk dari luar negeri.
Sementara itu, stok beras di CLN menurut data jumat (13/08/2021) sisa 6.000 ton. Jumlah tersebut bisa menjamin stok nasional hingga oktober atau november 2021.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz