DILI, 06 juli 2021 (TATOLI)- Sikap abstain pemerintah Timor Leste (TL) pada konflik Myamar masih menjadi polemik di dalam negeri. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mempertanyakan alasan pemerintah TL mengambil sikap abstein.
LSM Lao Hamutuk dalam surat terbukanya yang dikirim kepada para petinggi di TL, minta pemerintah untuk menjelaskan secara terbuka kepada masyarakat, alasan memilih sikap abstain pada konflik Myanmar.
Berita terkait : TL mengusulkan dialog secara damai untuk masalah Myanmar
“Kami minta para petingi bisa menjelaskan kepada semua orang dan komunitas internasional, mengapa TL memutuskan untuk memberi suara abstain, apakah itu jalan terbaik untuk masa depan?,” tegas LH dalam surat terbukanya yang diakses TATOLI, selasa ini.
Surat terbuka LH dikirim kepada petinggi di sejumlah institusi pemerintah TL yaitu Presiden RDTL, Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri dan Kerjasama dan Perwakilan TL di PBB.
Dalam surat tersebut, LH menyatakan rasa kecewa melihat utusan TL yang tidak berani memberi suara dukungan di resolusi PBB 75/287 yang telah disahkan oleh Majelis Umum PBB pada juni lalu.
“Kami minta TL informasikan pada PBB bahwa suara abstein yang diberikan tidak sepenuhnya adalah niat pemerintah. Surat terbuka ini untuk mengingatkan komunitas internasional dan diktator di Myanmar bahwa TL masih ikuti prinsip sebagai negara demokrasi yang bertangungjawab untuk mendukung hak asasi manusia, domokrasi, kebebasan masyarakat,” tegas LH dalam suratnya.
Dijelaskan, hari ini TL sudah menikmati kemerdekaannya sendiri, namun jangan lupa atas bantuan yang sudah diberikan dalam masa perjuangan di masa lampau.
Melalui surat terbuka, LH mengusulkan kepada pemerintah TL untuk melakukan diskusi yang lebih lanjut sebelum mengambil keputusan yang akan mewakili TL di dunia.
Surat terbuka ini diwakili dari anggota LH antara lain, Marta da Silva, Charles Scheiner, Mariano Ferreira, Celestino Gusmão, Eliziaria Febe Gomes dan Bree Ahrens.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz