DILI, 29 juni 2021 (TATOLI) – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) PERMATIL (Permacultura Timor-Leste) telah membangun 152 taman sekolah budaya di Timor Leste untuk membantu perkembangan atau mengasah otak anak.
Demikian diutarakan Direktur PERMATIL, Eugenio Lemos kepada TATOLI ketika ditemui di kantornya, Farol, Dili, selasa ini.
Menurut dia, tujuan PERMATIL membangun taman sekolah budaya ini, untuk merespon program pemberian makan di sekolah. Program ini direalisasaikan atas kerjasama PERMATIL dengan Kementerian Pendidikan dan terintegrasi dengan kurikulum Nasional pendidikan.
Dikatakan, taman sekolah budaya ini juga menjadi ‘Laboratorium kehidupan untuk mempromosikan substansi pendidikan untuk pembangunan.
Ia juga menjelaskan bahwa, program ini akan digunakan oleh para guru untuk mengajar siswa dalam beberapa mata pelajaran seperti bahasa, seni budaya, kesehatan, ilmu alam dan ilmu sosial.
Dia juga menuturkan bahwa begitu pentingnya program ini bagi anak-anak untuk belajar memproduksi pupuk organik dan anak-anak tidak merusak lingkungan alam. Karena itu, PERMATIL membangun 252 taman sekolah permakultur di wilayah Timor-Leste kecuali Kotamadya Oecusse.
Ia mencatat bahwa beberapa sejarah keberhasilan dalam program ini dan telah mengubah perilaku manusia khususnya bagi anak-anak, guru dan orangtua.
Beberapa sekolah telah menggunakan metode taman sekolah untuk mengajar siswanya seperti Sekolah Dasar Hera, Sekolah Dasar Bikeli di Atauro, Sekolah Dasar Lakluta di kotamadya Viqueque dan program ini telah meluas ke kotamadya Ermera dan SMA Katolik Letefoho.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa di Pos Administrasi Letefoho, Kota Ermera, Sekolah Dasar Desa Leki Salak, beberapa siswa menolak makan makanan dari menu program merenda eskolar tetapi mereka lebih menyukai makan makanan dari produksi sendiri di kebun sekolah.
“Jadi program ini dapat mengubah sikap anak-anak dan siswa terbiasa makan produk lokal yang dipanen di kebun mereka. Program ini dapat mempromosikan kultur sosial budaya dan meningkatkan perekonomian di negara ini dan membantu anak-anak untuk mengkonsumsi makanan lokal dan menghindari makanan impor yang kurang gizi,” katanya.
Karena itu, kata dia, program pemberian makanan di sekolah harus dikaitkan dengan produk lokal untuk menyediakan makanan segar dan makanan yang mengandung nutrisi. Program taman sekolah permakultur adalah untuk membentuk karakter anak agar lebih menyukai makanan yang aman dan sehat serta menjamin perkembangan otak anak.
“Kami menilai program ini paling aktif, inovatif dan partisipatif. Orang tua dan siswa dapat memiliki program memasak makanan lokal guna menyediakan menu makanan lokal untuk dikonsumsi anak-anak,” ujarnya.
Direktur PERMATIL mengusulkan agar pemerintah Timor-Leste dapat menyediakan program yang substansial untuk mempromosikan produk lokal.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz