DILI, 23 juni 2021 (TATOLI)- Manajer Xanana Reading Room, Gaspar Q. Freitas mengatakan Perpustakaan Xanana Reading Room pada tahun 2020 telah meluncurkan sebuah buku dalam dialek Mambae (Bahasa Ibu).
“Kami membuat produksi sastra dalam Bahasa Ibu. Tahun lalu kami meluncurkan buku dalam dialek Mambae. Anak muda sebanyak 50 orang yang mengikuti lomba tersebut. Ini adalah contoh bagi kita dan penting untuk melestarikan bahasa ibu agar tidak punah,” ungkap Gaspar Q. Freitas kepada TATOLI di Lecidere, rabu ini.
Manajer tersebut mengakui meskipun banyak kritik dan pendapat yang berbeda dari masyarakat, namun perpustakaan tetap memiliki fungsi untuk melestarikan bahasa ibu.
Freitas menyebutkan bahwa penulisan dialek dapat membantu orang untuk belajar bahasa baru, karena telah diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Dalam waktu dekat juga akan diadakan kompetisi untuk penulisan dialek Makasae dan Baikeno.
Manajer tersebut mengatakan bahwa Pusat Xanana Reading Room telah dua kali memproduksi buku-buku seperti serial Diario Alice dalam bahasa Portugis dan Inggris, Liberdade Naroman, Memoria 99 dan dialek Mambae.
“Komitmen kami adalah memproduksi buku-buku yang ditulis oleh orang Timor. Maun Bo’ot Xanana juga menulis bukunya dan menawarkannya kepada kami” ujarnya.
Freitas mengungkapkan, Xanana Reading Room juga akan memproduksi buku tentang fiksasi anak dan akan segera diluncurkan.
Pusat Xanana Reading Room telah memperoleh dukungan para donatur dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Generasi muda harus menghidupkan budaya membaca
Manajer Xanana Reading Room, Gaspar Q. Freitas juga mengajak para generasi muda untuk menghidupkan budaya membaca dengan mengunakan sarana teknologi yang terus meningkat..
Dia mengatakan dengan membaca semua orang bisa mendapatkan ilmu baru dan membantu dalam proses pembelajaran di sekolah maupun untuk mengenal aspek lain seperti budaya, sejarah dan alam.
“Buku apa pun dapat membantu kita menemukan pengetahuan baru. Kebiasaan membaca untuk memberdayakan otak dan pengetahuan akan lebih besar, dapat melawan kebodohan dan membangun masyarakat yang berdaya,” kata Freitas.
Freitas menilai perpustakaan tetap penting bagi mahasiswa sebagai sumber dan pusat informasi dan penelitian ilmu pengetahuan.
Perpustakaan Xanana Reading Room memiliki lebih dari 4,000 buku dalam beberapa bahasa seperti Inggris, Portugis, Tetum, Indonesia, dan lain-lain.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz