iklan

INTERNASIONAL, PENDIDIKAN

Internet dan listrik menjadi kendala untuk program ‘Eskola ba Uma’

Internet dan listrik menjadi kendala untuk program ‘Eskola ba Uma’

Perwakilan Organisasi Internasional Dana untuk Anak UNICEF di Timor-Leste, Bilal Aurang Zeb Durrani. Foto TATOLI/Egas Cristóvão

DILI, 22 juni 2021 (TATOLI)- Perwakilan Organisasi Internasional Dana untuk Anak UNICEF di Timor-Leste (TL), Bilal Aurang Zeb Durrani mengatakan masalah internet dan listrik menjadi kendala untuk program ‘Eskola ba Uma’ (Sekolah di rumah).

Pandemi yang terus berlangsung mengakibatkan semua sektor harus berhenti dan salah satunya sektor pendidikan. Pemerintah telah memberlakukan lockdown sehingga setiap instituisi pendidikan diharuskan untuk menghentikan proses pembelajaran secara langsung dan memilih untuk bersekolah secara on-line.

Bilal Aurang  selaku perwakilan UNICEF di TL menjelaskan, kondisi jaringan internet dan listrik yang belum sampai ke seluruh pelosok negeri menjadi tantangan sendiri bagi pemerintah dan para mitra untuk memastikan semua anak mendapatkan akses ke programa ‘Eskola ba Uma’.

“Ini merupakan langkah awal bagi negara ini untuk mendalami pembelajaran on-line, namun tentu saja kita memiliki tantangan yang disebabkan oleh konektivitas internet dan masalah listrik,” jelas Perwakilan UNICEF kepada TATOLI di UN House Caicoli, selasa ini.

Dia mengatakan untuk menanggapi semuanya, Kementerian Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dan UNICEF telah menyusun rencana untuk memastikan anak-anak terus belajar. Ini termasuk strategi untuk menggunakan saluran komunikasi sehingga sebanyak mungkin anak dapat dijangkau.

Inisiatif ‘Eskola Ba Uma’ atau ‘School Goes Home’ yang dihasilkan meliputi program televisi, radio, buku elektronik, platform Paspor Belajar online, dan buku cetak untuk anak-anak yang tidak terhubung secara digital. Inisiatif ini ditargetkan untuk menjangkau 350.000 anak di seluruh negeri.

“Kami menggunakan banyak saluran yang berbeda, kami memiliki 83 episode yang ditayangkan setiap hari di GMNTV dan RTTL, Radio, saluran Youtube dan  kami juga memiliki aplikasi pembelajaran online,” jelasnya.

Inisiatif ‘Eskola ba Uma’ dibuat dengan pendanaan dari dana internal UNICEF dan Pemerintah Jepang, Kementerian Pendidikan dan kemitraan dengan Microsoft, Timor Telecom, Telkomcel dan Telemor.

Untuk melindungi anak-anak dari Covid-19 dan mencegah penyebarannya, semua sekolah di TL  ditutup sejak 23 Maret 2020. Hampir 400.000 anak yang terdaftar di sekolah telah terkena dampak penutupan tersebut.

Reporter                  : Cidalia Fátima

Editor                       : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!