iklan

INTERNASIONAL, HEADLINE

Pertemuan pertama perbatasan maritim TL – Indonesia digelar awal Desember  

Pertemuan pertama perbatasan maritim TL – Indonesia digelar awal Desember   

Perdana Menteri, Kay Rala Xanana Gusmão memberikan keterangan pers kepada wartawan di Bandara Internasional Nicolau Lobato, Comoro. Foto Tatoli/Cidalia Fátima

DILI, 22 September 2025 (TATOLI) – Perdana Menteri (PM),  Kay Rala Xanana Gusmão mengumumkan bahwa pertemuan formal pertama mengenai perbatasan maritim antara Timor-Leste dan Indonesia akan berlangsung pada awal Desember mendatang di Jakarta, Indonesia.

PM Xanana menyampaikan hal tersebut setibanya di Bandara Internasional Presiden Nicolau Lobato (AIPNL), Dili, Senin ini dengan pesawat Aero Dili, usai menyelesaikan kunjungan kerja di London, Inggris.

“Indonesia meminta tanggal 01-03 Desember, tetapi penasihat senior kita tidak dapat melakukannya. Mereka kemudian mengusulkan lagi tanggal 08, 09, atau 10 Desember untuk pertemuan mengenai perbatasan formal pertama dengan Indonesia di Jakarta,” ujar PM Xanana Gusmão.

Ia menegaskan bahwa pembahasan ini akan berbeda dengan negosiasi sebelumnya bersama Australia.

“Ketika dengan maritim itu akan dibahas maritim, mereka fokus pada maritim. Tetapi jika Indonesia mengatakan dapat membahas daratan, kita sudah memiliki tim untuk perbatasan darat. Ini berbeda dengan Australia karena mereka tidak memiliki pulau yang menghalangi, sementara dengan Indonesia ada banyak pulau sehingga harus lebih teliti menentukan patokan awal dan akhir,” jelasnya.

Sebelumnya, PM Xanana bersama penasihat senior dan tim hukum untuk isu perbatasan darat dan laut mengadakan pertemuan strategis di London pada 19–20 September 2025.

Pertemuan itu membahas strategi Timor-Leste dalam menghadapi negosiasi pertama dengan Indonesia, dengan menekankan pentingnya keselarasan strategi dengan hukum internasional.

Dalam kesempatan tersebut, PM Xanana menyampaikan apresiasi kepada pakar hukum internasional asal Inggris, Michael Charles Wood, serta berbagai pihak lain yang telah mendukung proses ini.

Ia optimistis pengalaman Timor-Leste dalam menyelesaikan kasus perbatasan dengan Australia akan menjadi modal penting dalam negosiasi dengan Indonesia.

Firma hukum internasional DLA Piper, yang memiliki kantor di lebih dari 40 negara termasuk di Amerika, Asia-Pasifik, Eropa, Afrika, dan Timur Tengah, juga akan mendampingi Timor-Leste. Firma ini berdiri pada 2005 melalui penggabungan Gray Cary Ware & Freidenrich LLP (San Diego), Piper Rudnick LLP (Baltimore), dan DLA LLP (Inggris).

Reporter : Cidalia Fátima

Editor : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!