iklan

KESEHATAN, HEADLINE

Selama Januari – Mei 2025, Kemenkes catat 628 kasus DBD dan enam meninggal dunia

Selama Januari – Mei 2025, Kemenkes catat 628 kasus DBD dan enam meninggal dunia

Foto spesial

DILI, 08 Mei 2025 (TATOLI)— Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Nasional Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mencatat ada 628 orang terkena  Demam Berdarah Dengue (DBD), enam diantaranya meninggal dunia selama bulan januari hingga awal Mei 2025.

Demikian hal itu diungkapkan Direktur Nasional Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Kementerian Kesehatan, Dokter Florindo Pinto Gonzaga kepada wartawan di kantor Menzias Lecidere Dili, rabu (07/05).

Direktur Florindo Pinto mengatakan, pada januari hingga saat ini, Kemenkes mencatat enam korban yang meninggal dunia dampak dari DBD. Enam korban meninggal dunia tersebut  dua (2) orang dari Kotamadya Dili, Liquica (3) dan Manufahi satu korban.

“Jumlah kematian demam berdarah sampai saat ini adalah enam orang. Dari jumlah tersebut, tiga orang dari Liquiça, dua dari Dili, dan satu orang dari Manufahi. Dari jumlah kematian kasus DBD mayoritas anak anak berusia 1-14 tahun. Namun di kotamadya Manufahi, satu kasus kematian pada anak yang berusia 12 tahun,” katanya.

Dijelaskan, kebanyakan anak-anak yang meningal akibat DBD dikarenakan banyak orang tua yang mengangap bahwa saat anak deman merupakan hal  yang wajar, namun setelah anak mengalami kondisi kritis baru di bawah ke Rumas Sakit terdekat.

“Berbagai informasi dari Kementerian Kesehatan yang kita lakukan, dengan berbagai promosi kesehatan secara aktif, namun kami mencatat banyak orangtua, ketika di musim hujan, anak mereka  demam, namun mereka mengira demam itu hal yang biasa,” ujarnya.

Dokter Florindo Pinto tersebut menambahkan ada tiga fase DBD yang akan dilalui selama sakit, yaitu fase deman berdarah tahap awal, kritis dan penyembuhan.

“Pada penyakit DBD terdapat tiga fasse utama, yang pertama disebut fase demam, ini merupakan tiga hari pertama, dilanjutkan empat hari dimana anak-anak akan mengalami demam, terkadang demam ini kurang diperhatikan oleh para orang tua. Maka dari itu dari total enam kasus yang ada, ketika para orang tua membawa anaknya ke rumah sakit telah anak mengeluarkan darah dari hidung, maka orang tua baru tua bahwa anaknya terdiagnosa DBD,” jelasnya.

Ditegaskan, seharusnya saat anak deman, orang tua harus membawa anaknya ke rumah sakit terdekat untuk di deteksi secara dini, sehingga dapat menyelamatkan nyawa pasien.

Menurut data yang dikumpulkan dari Kemenkes, mencatat bahwa di tahun 2025 ini, terdapat 628 kasus DBD yang terdiri dari, tiga di Kotamadya Aileu, satu di Ainaro, 16 di Baucau, 63 di Bobonaro, 361 di Dili, empat di Ermera, 164 di Liquica, tiga di Manatuto, empat di Manufahi, dan Sembilan di RAEOA (Daerah Administratif Spesal Oecusse Ambeno). 

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!