DILI, 20 Maret 2025 (TATOLI)— Pemerintah Jepang melalui Kedutaan Besarnya di Timor-Leste telah memilih sepuluh (10) kaum muda Timor-Leste untuk melanjutkan studi di tingkat gelar sarjana dan master di Jepang untuk tahun 2025 ini.
Pada rabu ini, secara resmi Kedubes (Kedutaan Besar) Jepang di Timor-leste mengadakan acara resepsi pertemuan alumni Jepang untuk menyambut para alumni khususnya mereka yang menyelesaikan studi pada 2024 dan melepas kepergian sepuluh kaum muda yang akan ke Jepang tahun ini dengan sembilan orang mengambil gelar master dan satu orang sarjana.
Elvanio António Fátima da Cruz, Penerima Beasiswa yang akan mengambil gelar studi sarjana di Akademi Pertahanan Nasional di Jepang merasa bahwa penerimaannya dalam beasiswa tersebut bukan sekedar pencapaian pribadi, tetapi tanggung jawab dan komitmen yang mendalam untuk mengabdi kepada negara dengan dedikasi, integritas, dan keberanian.
“Saya sangat berterima kasih kepada negara saya, Timor-Leste, bekerja sama dengan negara Jepang, yang memberi saya kesempatan ini untuk belajar di Akademi Pertahanan Nasional di Jepang. Dorongan dan kepercayaan mereka terhadap kemampuan saya telah menjadi kekuatan saya dalam mengatasi tantangan dan berjuang untuk mencapai keunggulan,” ucap Elvanio dalam resepsi pertemuan alumni di Kedubes Jepang, rabu ini.
Ia memahami bahwa kekuatan sejati terletak pada persatuan, kerja sama, dan rasa hormat terhadap orang lain, untuk itu bersama penerima beasiswa lainnya diharapkan dapat menumbuhkan semangat persahabatan dan saling mendukung, berjuang menuju tujuan untuk menjaga masa depan bangsa.

Sementara, Melisa da Costa yang akan belajar di Universitas Tokyo dengan gelar master mengakui bahwa selain persiapan secara mental, sebagai penerima beasiswa harus berupaya belajar tentang budaya dan Bahasa di Jepang sehingga bisa berbaur dengan masyarakat setempat.
“Saya akan berangkat pada 01 april tahun ini, rekomendasi saya pada Pemerintah diharapkan kesempatan beasiswa seperti ini dinaikkan kuotanya agar lebih banyak kaum muda Timor-Leste yang memiliki kesempatan untuk belajar di luar negeri,” pintanya.
Duta Besar Jepang di Timor-Leste, Tetsuya Kimura dalam sambutannya mengungkapkan sudah ada lebih dari 120 mahasiswa dari Timor-Leste telah menempuh pendidikan di universitas-universitas di Jepang, termasuk 33 mahasiswa melalui program Beasiswa Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi Jepang.
Adapun 17 mahasiswa melalui Akademi Pertahanan Nasional Jepang, 34 mahasiswa melalui program pelatihan jangka panjang JICA, dan 29 mahasiswa melalui program JDS. Jumlahnya terus bertambah setiap tahun, dan kami sangat berharap lebih banyak lagi alumni yang kembali bergabung dengan alumni Jepang.
“Tahun ini, kami memiliki sepuluh mahasiswa Timor-Leste yang akan mulai belajar di universitas-universitas Jepang. Tiga mahasiswa akan bergabung dengan program Beasiswa Sains dan Teknologi Kementerian Pendidikan Jepang, satu mahasiswa akan berangkat ke Jepang untuk belajar di Akademi Pertahanan Nasional dan enam orang peserta JDS akan belajar di Jepang. Selain itu, peserta pelatihan jangka panjang JICA baru akan dinominasikan mulai bulan Juli mendatang,” ungkapnya.
Selain itu, melalui program JENESYS (Jaringan Pertukaran Mahasiswa dan Pemuda Jepang-Asia Timur), lebih dari 1400 pemuda Timor-Leste telah mengunjungi Jepang sejak tahun 2010. Tahun lalu, Kedubes mengirim 24 orang Timor-Leste ke Jepang dan berharap bahwa pertukaran antarmasyarakat kedua negara akan terus berkembang.
Ia mengakui kepercayaan antarindividu menumbuhkan dasar hubungan bilateral dan percaya bahwa pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, memainkan peran penting dalam pembangunan bangsa.
“Saya menyadari bahwa pengalaman belajar di luar negeri di usia muda sangatlah berharga, karena saya sendiri pernah belajar di Universitas Munich di Jerman 36 tahun yang lalu, dan saya masih memanfaatkan pengalaman itu. Saya berharap pengalaman Anda belajar di Jepang akan menjadi aset bagi masa depan Anda sendiri dan juga bagi Timor-Leste,” pungkasnya.
Hadir dalam acara tersebut, Victor da Conceição Soares, mantan Menteri Perminyakan dan Mineral dan seluruh alumni yang pernah belajar atau mengikuti pelatihan di Jepang.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz