iklan

EKONOMI, HEADLINE

Relawan JICA presentasikan hasil kegiatan selama magang di Timor-Leste

Relawan JICA presentasikan hasil kegiatan selama magang di Timor-Leste

Empat Relawan dari JICA (Japan International Cooperation Agency) sedang melakukan presentasi tentang kegiatan yang dilakukan selama satu hingga dua tahun di Timor-Leste. Foto Tatoli/Antonio Daciparu

DILI, 12 maret 2025 (TATOLI)— Empat Relawan dari JICA (Japan International Cooperation Agency) hari ini kembali melakukan presentasi tentang hasil dari kegiatan magang yang dilakukan selama satu hingga dua tahun di Timor-Leste.

Kepala Perwakilan JICA di Timor-Leste, Daisuke Fukumori mengatakan keempat relawan JICA tersebut terdiri dari Shinki Maehara, magang sebagai guru di Sekolah Perhotelan dan Pariwisata Becora, Rira Arinobu, magang sebagai pelatih di  Pusat Pelatihan João Paulo II. Sementara, Arisa Minoru  magang di Pusat Pendidikan dan Informasi Lingkungan Hidup (CEIA –tetun) di Direktorat Jenderal untuk Lingkungan dan Kenta Onizuka, magang sebagai Dosen Matematika di Fakultas Teknik UNTL (Universitas Nasional Timor Lorosa’e).

“Hari ini kami memiliki empat relawan untuk membuat presentasi tentang kegiatan sehari-hari mereka di Timor-Leste. Kami berharap mereka dapat melakukan presentasi dengan baik dan menceritakan apa yang mereka lakukan selama menjadi relawan di Timor-Leste dan solusi apa yang mereka ambil untuk menanggapi tantangan yang mereka hadapi,” jelas Daisuke Fukumori dalam presentasi yang dilakukan di Maubara Room, Timor Plaza, rabu ini.

Salah satu Relawan JICA, Arisa Minoru yang menjadi relawan di CEIA sejak januari 2024 dan akan berakhir pada januari 2026 membawakan presentasi bahwa Timor-Leste adalah negara yang indah tetapi sampah akan merusak keindahan dan alam Timor – Leste.

“Masalah lingkungan adalah masalah mendasar dan akan berdampak pada area lain, seperti, ekonomi, kesehatan, keselamatan publik, kualitas hidup, dan lain lain. Pengamatan saya terhadap masalah lingkungan Kurangnya kesadaran tentang masalah lingkungan di sekolah/rumah tangga,” ungkap Arisa Minoru dalam presentasinya.

Selain itu, masalah lainnya adalah kurangnya mengembangkan dan membagikan materi pendidikan lingkungan dalam bahasa Tetun serta beberapa karyawan CEIA (Kontrak) tidak memahami masalah lingkungan dan tidak memiliki kemampuan berbahasa asing.

Untuk mengatasi tantangan yang ada, Arisa berupaya mengajar para siswa untuk memiliki informasi yang baik tentang pendidikan lingkungan serta mengikuti kegiatan CEIA untuk berbagi pengetahuan dan menunjukkan contoh Jepang yang baik.

“Saya juga bantu CEIA menghasilkan materi pendidikan lingkungan (Buku/Panduan) untuk didistribusikan ke sekolah dan masyarakat. Kami juga berkesempatan untuk mengunjungi Perusahaan (Caltech/Aqua Freska) dan membantu CEIA memberikan pengetahuan dasar seperti Bahasa Inggris dan isu lingkungan dua kali seminggu,” ungkapnya.

Direktur CEIA, Eliza Luisa Savita Pereira berterima kasih atas kehadiran Relawan JICA dan mendukung kegoatan CEIA yang meliputi Sekolah Hijau, Desa Hijau dan Brigade Lingkungan.

“Mereka memberikan motivasi bagi kita untuk melakukan sesuatu yang baru dalam bidang seperti di Lingkungan, semua rekomendasi yang ada akan kita terima dan sangat bagus, khususnya kerjasama dalam penelitinan antaran CEIA dan JICA dan dari penelitian ini kita lakukan rencana untuk pengelelohan sampah yang lebih baik,” katanya.

Kehadiran CEIA untuk melakukan peningkatan kesadaran untuk sekolah dan masyarakat, mendidik masyarakat sesuai dengan situasi dan kondisi, dan memberikan informasi dasar tentang masalah lingkungan dan dampaknya.

Direktur CEIA itu pun berharap akan ada lagi relawan JICA yang lain pada masa mendatang sehingga membawa ide-ide dan budaya Jepang dan diimplementasikan di Timor-Leste.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!