DILI, 16 desember 2024 (TATOLI)—Direktur Eksekutif Rumah Sakit Nasional Guido Valadares (HNGV), Cecília Barros Mendonca mengatakan, saat ini di rumah sakit nasional sedang membatasi penggunaan mesin CT Scan pada pasien dan hanya diprioritaskan kepada pasien dalam keadaan darurat. Karena, mesin tersebut perlu diperbaiki.
“Benar sekali, mesin CT Scan ada sedikit masalah. Tali koreanya hampir putus, maka HNGV memutuskan untuk melakukan CT Scan bagi pasien yang dalam keadaan darurat, namun bukan berarti CT Scan tidak beroperasi lagi,” kata Direktur Eksekutif Cecília kepada wartawan di HNGV Dili, senin ini.
Dijelaskan, pada bulan november saja, HNGV telah melakukan CT Scan pada 459 pasien, dan desember ini saja hingga jumat (13/12), HNGV melakukan CT Scan pada 89 pasien.
“Saat ini proses pengadaan telah berjalan, dan dikarenakan barang tersebut tidak bisa dibeli didalam negeri maka harus dibeli di luar negeri seperti Singapura, Indonesia, dan Malaysia. Dan saat ini kita memproses pembelian di Singapura,” jelasnya.
Dikatakan, mesin tersebut bermalasah belum sebulan. Karena, masih digunakan pada 24 november lalu setelah pemeliharaan, baru dideteksi bahwa tali korea CT Scan sudah hampir putus.
“Mesin CT Scan di Timor-Leste, hanya ada satu yaitu di HNGV, dan telah digunakan selama tujuh tahun,” paparnya.
Ia menambahkan, HNGV telah mengalokasikan dana pembelian tali korea untuk mesin CT Scan senilai $20 ribu, dan proses pengadaan dilakukan oleh Perusahaan OCEANO.
“Pada tahun 2025 kita juga berencana untuk meningkatkan kapasitas MRI MRI (magnetic resonance imaging),” ujarnya.
Selain itu mengenai stok obat, ia mengatakan di HNGV saat ini stok obat cukup memadai, yaitu ada 11% obat dan bahan habis pakai ada 13%, dan ini masih dikategorikan standar.
Reeporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz