DILI, 08 maret 2024 (TATOLI)— Hari Perempuan Sedunia jatuh pada tanggal 8 maret setiap tahunnya. Pada peringatan hari tersebut Menteri Kesehatan, Elia dos Reis Amaral meminta untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan soal Kekerasan Berbasis Gender (KBG) dalam mencegah kekerasan yang terjadi pada perempuan.
“ Kita harus meningkatkan pengetahuan dan mencegah kekerasan yang terjadi pada perempuan dengan mengintegrasikan pendidikan kesehatan yang berbasis pada pemahaman tentang perbuatan kekerasan, dalam program promosi kesehatan,” kata Menteri Elia dalam perayaan Hari Perempuan Sedunia yang digelar di City8 Manleuana Dili, jumat ini.
Menteri Elia menjelaskan, untuk mencegah kekerasaan terhadap perempuan dalam menghadapi tantangan Kekerasan Berbasis Gender yang dianggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia yang serius dalam krisis kesehatan dan kesehatan masyarakat, maka diperlukan pengetahuan.
“Statistik menunjukkan bahwa Kekerasan Berbasis Gender mempengaruhi terutama perempuan dan anak perempuan. Di Timor-Leste, satu dari tiga perempuan usia 15 hingga 49 tahun mengalami Kekerasan Fisik dan Kekerasan Seksual dari pasangan intim mereka sepanjang hidup. Situasi ini sangat serius terutama di beberapa kotamadya di Ermera, Manufahi, Liquica, Covalima dan RAEOA dan kotamadya lainnya.
“Kita tidak boleh mengabaikan masalah ini. Dan saya minta dukungan dari semua pihak untuk memobilisasi komunitas dan melakukan kampanye dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, guna mencegah kekerasan yang dilakukan pada perempuan di Timor-Leste,” tuturnya.
Ia mengakui bahwa, pihaknya harus mengalokasikan anggaran untuk program kekerasan berbasis gender di sektor kesehatan. Jadi, dirinya minta kepada para profesional kesehatan untuk terus memberikan pelayanan yang layak, menjaga kerahasiaan, menunjukkan empati, dan memberikan dukungan kepada para korban kekerasan berbasis gender.
Sementara, Perwakilan Sementara Dana Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA) di Timor-Leste, Domingas Bernando mengatakana pihaknya bekerjasama dengan Institut Nasional Kesehatan Masyarakat Timor-Leste (INSPTL), dengan menyediakan dukungan teknis untuk memperkuat kapasitas sektor Kesehatan.
“Memastikan bahwa korban kekerasan berbasis gender menerima perawatan medis dan dukungan psikososial dari profesional kesehatan yang terlatih dan berkoordinasi dengan sektor lain yang penting seperti pihak kepolisian dan layanan sosial sesuai standar nasional dan internasional yang ada,” jelasnya.
Menurut data dari Kemenkes yang tercatat di Fasilitas Kesehatan di 13 Kotamadya, total kekerasaan terhadap Perempuan pada januari hingga november 2023 berjumlah 1005 kasus. Dari total kasus itu, jumlah angka tertinggi di kotamadya Dili disusul Liquica, Ermera, Viqueque, Baucau, Aileu, Bobonaro, Manatuto, RAEOA, Covalima, Ainaro dan Manufahi.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz