DILI, 29 februari 2024 (TATOLI)— Uni Eropa menyediakan dana sebesar €550 ribu dolar euro kepada Pemerintah Timor-Leste untuk memperkuat ketahanan dan persiapan menghadapi bencana alam serta meluncurkan proyek “Pembangunan Keamanan dan Ketangguhan Pasifik Tahap II (BSRP II)”.
Dukungan Dana Pembangunan Eropa diberikan kepada Pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Dalam Negeri dan Sekretariat Negara urusan Perlindungan Sipil dan Otoritas Sipil Nasional untuk mengimplementasikan kegiatan mitigasi, pencegahan, dan pengurangan bencana alam selama dua tahun, terhitung 2024 hingga 2026.
Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan dan persiapan menghadapi bencana di Kepulauan Pasifik dan proyek ini menunjukkan komitmen yang unik untuk melindungi masyarakat dari tantangan yang disebabkan oleh bencana alam dan perubahan iklim.
Sekretaris Negara urusan Perlindungan Sipil, Domingos Mariano Reis, mengatakan bahwa kegiatan mitigasi, pencegahan dan pengurangan bencana alam akan berfokus pada dua hal penting yaitu, masyarakat dan sekolah.
“Target pelaksanaan kegiatan ini adalah masyarakat di kampung, desa di dua kotamadya, yaitu Viqueque dan Covalima,” kata Domingos Mariano.
Sekretaris Negara juga mengingat bahwa, setelah menandatangani Nota Kesepahaman, pada 04 januari 2024, Pemerintah berkomitmen untuk mendukung proyek BSRP II dan berhasil mengimplementasikannya.
“Inisiatif ini sangat penting untuk meningkatkan manajemen risiko bencana, membangun ketahanan multisektoral, dan memastikan partisipasi yang inklusif dalam upaya-upaya memerangi dampak bencana dan perubahan iklim,” katanya.
Sementara, Wakil Kepala Misi Uni Eropa di Timor-Leste, Christoph Sorg, mengatakan bahwa inisiatif proyek ini untuk merefleksikan tantangan yang dihadapi Timor-Leste selama siklus Seroja pada tahun 2021 dan untuk menekankan proyek ini dengan perannya dalam memperkuat ketahanan wilayah.
“Proyek keamanan dan ketahanan pada tahap kedua mewakili harapan dan ketahanan kolektif kita dengan tujuan memperkuat persiapan dan respons bencana,” katanya.
Christoph Sorg menyoroti bahwa karena kawasan Pasifik terus menghadapi lebih banyak ancaman dari bencana alam dan perubahan iklim, maka peluncuran proyek ini telah menandai langkah signifikan dan upaya kolektif untuk melindungi dan meningkatkan ketahanan masyarakat. Melalui kemitraan dan kolaborasi, Timor-Leste dan negara-negara tetangganya di Pasifik akan berusaha untuk mengurangi dampak bencana dan memastikan masa depan yang lebih aman bagi generasi mendatang.
Dilain pihak, Ketua Otoritas Perlindungan Sipil, Ismael da Costa Babo, menegaskan bahwa proyek ini merupakan kelanjutan dari proyek pertama yang telah selesai pada tahun 2018, yang telah memasang sistem peringatan yang telah diantisipasi.
“Proyek ini akan terus berfokus pada dua kotamadya, sehingga mereka dapat mengetahui cara mencegah bencana alam ketika terjadi di kampung desa, dan kotamadya mereka. Karena, dua kotamadya tersebut adalah yang paling berisiko terkena bencana alam. Karena itu, masyarakat dan mahasiswa di unit tersebut perlu mendapatkan pengetahuan yang mendalam untuk melakukan pencegahan,” katanya.
Tujuan proyek ini adalah untuk meningkatkan manajemen bencana dan risiko benacana alam di Timor-Leste dan untuk meningkatkan ketahanan multisektoral dan respons serta pemulihan yang efisien serta untuk mendorong partisipasi yang inklusif dalam desain, implementasi dan evaluasi proyek.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz