DILI, 18 agustus 2023 (TATOLI)— Forum ONG Timor-Leste (FONGTIL) meminta Pemerintah untuk memprioritaskan merehabilitasi irigasi yang rusak untuk meningkatkan produksi dalam negeri agar tidak bergantung pada produk impor.
Direktur Eksekutif FONGTIL, Vicente da Costa Pinto ‘Koko’ mengatakan sesuai dengan audit yang dilakukan timnya dilapangan menemukan bahwa fasilitas di sektor pertanian yang tersedia tidak memadai, salah satunya irigasi yang layak untuk menyalurkan kebutuhan air bagi lahan milik para petani.
“Ini harus diprioritaskan karena akan berdampak positif dalam peningkatan produksi sektor pertanian yang akan menghasilkan pangan berkualitas dan bernutrisi bagi para generasi agar terhindar dari masalah stunting dan lainnya. Jika, kita tidak ingin terus bergantung pada produk impor,” jelas Valentim da Costa Pinto pada Tatoli secara eksklusif, kamis ini.
Menurutnya, selama ini produksi pertanian tidak menunjukan peningkatan yang signifikan karena alokasi dana APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) 2023 sendiri masih 3% ($28.345.619) yang hanya berfokus pada intitusional tetapi untuk infrastuktur dan lainnya harus ditingkatkan.
Ia meyakini meskipun Pemerintah menyediakan dana intensif bagi para petani melalui Kredit Suave tetapi proses pendaftaran dan aturannya terlalu berbelit untuk para petani yang ingin meningkatkan produksi di lahan yang mereka miliki.
Selain itu, dengan kurangnya dukungan seperti traktor, irigasi yang memadai serta akses jalan yang belum diperbaiki secara keseluruhan tetap menjadi faktor utama yang menghambat proses produksi itu sendiri.
“Setiap tahun kita mengimpor beras dari luar negeri berton-ton dan juga produk lainnya yang harusnya bisa diporoduksi dalam negeri, tetapi memilih untuk mengimpor karena produksi dalam negeri tidak bisa mencukupi dan ini menjadi faktor mengapa 47,1% anak-anak di Timor-Leste mengalami gizi buruk,” katanya.
Ia meminta pada Pemerintah Konstitusional ke-IX agar dalam persiapan APBN 2024 untuk meningkatkan alokasi dana menjadi 10% untuk sektor produktif seperti pertanian, pariwisata, pendidikan dan kesehatan.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz