iklan

INTERNASIONAL, HEADLINE, SOSIAL INKLUSIF

Kenang sosok mendiang  Isabel da Costa Ferreira

Kenang sosok mendiang  Isabel da Costa Ferreira

Mendiang Isabel da Costa Ferreira. Foto spesial

DILI, 19 juni 2023 (TATOLI)— Kepergian mendiang Isabel da Costa Ferreira yang merupakan seorang Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) sekaligus Istri Perdana Menteri Timor-Leste, Taur Matan Ruak, meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Timor-Leste (TL).

Mendiang Isabel da Costa Ferreira  wafat pada minggu (18/06/2023), pukul 20:48 WTL di kediamannya Metiaut, Dili.

Salah satunya, Presiden Republik, José Ramos Horta dalam laman akun media sosial facebook pribadinya menyampaikan ucapan belasungkawa turut berduka cita yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan. “Belasungkawa yang mendalam kepada keluarga yang berduka, suami dan anak-anak atas wafatnya  Kakak Isabel Ferreira, setelah berjuang dengan berani melawan penyakit kanker,” tulis Kepala Negara.

“Saya sangat mengikuti perkembangan kondisi kesehatannya, mengunjunginya dan berbicara dengan beliau. Selalu berusaha mencari tahu tentang perkembangan  pengobatannya. Kami kehilangan orang Timor yang hebat,” tutur Horta.

Isabel da Costa Ferreira, dikenal sebagai Isabel Ruak Ferreira adalah seorang sarjana hukum, aktivis HAM, dan seorang politikus. Mendiang Isabel da Costa Ferreira juga dikenal sebagai pribadi yang bijak, santun, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Berita terkait : Istri Perdana Menteri Timor-Leste wafat

Lahir di Same, kotamadya Manufahi pada 15 April 1974, Isabel da Costa Ferreira, yang berusia 49 tahun pada bulan April lalu, adalah seorang pengacara, politikus, mantan wakil dan kandidat dalam Pemilihan Presiden tahun 2022.

Ia menghembuskan nafas terakhirnya pada 18 juni 2023 di usia 49 tahun karena mengidap penyakit kanker usus. Ia menjadi Ibu Negara Timor-Leste dari 2012 hingga 2017.

Anak dari Mateus Ferreira dan dan Ana Flora de Jesus Ferreira, dan Bungsu kedua dari 13 bersaudara itu memulai studi hukum di Indonesia dan mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk masalah hak asasi manusia, mengecam pelanggaran yang dilakukan selama pendudukan Indonesia.

Isabel da Costa Ferreira dan Taur Matan Ruak menikah pada mei 2001 dan pasangan itu memiliki tiga anak, satu laki-laki bernama Queshadhip Ruak Ferreira de Vasconcelos dan dua perempuan bernama Lola Ruak Ferreira de Vasconcelos dan Tamarisa Ruak Ferreira de Vasconcelos.

Pendidikan formal beliau mulai dari SDK Same, 1980-1987, SMP I Dili, 1987-1990, SMA I Liceu Dili 1990-1993 dan mengambil gelar Sarjana Hukum di Universitas Nasional di Denpasar Bali, Indonesia pada 1993-1998.

Semasa karir hidupnya mendiang pernah mendapatkan berbagai jabatan mulai dari Koordinator Umum ONG Kontras Timor-Timur (1998-1999), Direktur CDHTL-Comissão de Direitos Humanos Timor-Loro Sa’e (1999-2001).

Menjadi Wakil Rakyat dan Anggota Majelis Konstituante (September – Oktober 2001), Wakil Ketua CVTL (Palang Merah Timor-Leste) 2002-2005, Penasehat HAM untuk Perdana Menteri pada 2002 – 2006.

Wakil Menteri Kehakiman dari agustus hingga desember 2006, Anggota Komisi Kebenaran dan Persahabatan, antara Timor-Leste dan Indonesia 2005 -2008, Ketua Sekretariat Pendukung Komisi Promosi Kepolisian Nasional Timor Leste-PNTL (2009-2010), Ketua Komisi Luar Biasa untuk Promosi di PNTL (2012 – Maret 2014).

Ketua Komisi Pemantau Proses Promosi di PNTL (2010-2012), Komisioner Komisi Aparatur Sipil Negara (2011-2014), Penasihat Hukum dan Kebijakan SES – Sekretariat Negara urusan Keamanan (Februari 2009 hingga Februari 2015), Penasehat Hukum Kementerian Dalam Negeri (Februari – Juni 2015).

Advokat Anak dan Penasihat Menteri Pendidikan (September 2015 hingga Agustus 2017), Kepala Kabinet Kerja Mantan Presiden Republik Taur Matan Ruak (Juni 2017 hingga Juni 2018), Penasihat Sekretariat Negara urusan Perlindungan Sipil sejak agustus 2018.

Selain itu mendiang aktif dalam kegiatan organisasi dan kelembagaan seperti Ketua Komite Paralimpiade Nasional Timor-Leste (26 April 2019 -2021), Pendiri Quesadhip Ruak Center, Anggota Lingkaran Cinta Damai Warga Negara (Agustus 2017-Juli 2021).

Beliau pernah menjadi Ketua ACTTL – Associação dos Cônjuges dos Titulares de Timor-Leste (2014-2017), Pendiri ASSOFAC-Perkumpulan Keluarga Mantan veteran (22 November 2009), Koordinator Panitia Pemasangan Dewan Pengelola Perbatasan (2009-2010).

Koordinator Komite Negosiasi Perjanjian Tambahan PNTL (2009-2010), Anggota Komite Reformasi Sektor Keamanan (2009-2010), Anggota Dewan Tinggi Kementerian Umum (2006-2011), Anggota Komnas HAM (2005-2006), Koordinator Kelompok Kerja Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (2003-2006).

Anggota Kelompok Kerja Pembentukan Komisi Orang Hilang (2005), Koordinator Kelompok Kerja Penyusunan Undang-Undang Tentang Ombudsman HAM dan Keadilan dan kegiatan terkait pendiriannya (2001-2005), dan Anggota Kelompok Tetap Pemerintahan dan Gereja (2005)

Mendiang pun selalu diundang untuk berpartisipasi sebagai keynote speaker di berbagai Seminar dan Konferensi Internasional di Australia, China, Korea Selatan, Fiji, Indonesia, Malaysia, Portugal dan Timor-Leste.

Konferensi Internasional tentang Pengelolaan Perbatasan di Thailand (2010), Konferensi Internasional di Institut Federalisme, di Swiss. Intervensi berfokus pada Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Badan-badan di negara pasca-konflik (Agustus 2002).

Diundang pada International Conference on Missing Persons, di Jakarta/Indonesia (2001). Intervensi difokuskan pada masalah ini dan juga pada situasi hak asasi manusia di Timor-Leste, Menghadiri Konferensi Dewan Nasional Perlawanan Timor tentang situasi pasca Referendum, di Darwin/Australia (Oktober 1999).

Berpartisipasi dalam rangka kerja Komisi Hak Asasi Manusia, di Jenewa/Swiss (april 1999). Intervensi berfokus pada pelanggaran hak asasi manusia di bawah pendudukan Indonesia.

Diundang ke Konferensi Dewan Nasional Perlawanan Timor, tentang pelanggaran Hak Asasi Manusia di Timor-Leste di Melbourne/Australia (april 1999).

Reporter  : Cidalia Fátima

Editor      : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!