iklan

POLITIK, HEADLINE, SOSIAL INKLUSIF

FONGTIL imbau Partai politik hormati kaum penyandang disabilitas

FONGTIL imbau Partai politik hormati kaum penyandang disabilitas

Direktur Eksekutif FONGTIL, Valentim da Costa Pinto. Foto Tatoli/António Daciparu

DILI, 01 mei 2023 (TATOLI) – Forum Organisasi Non-Pemerintah Timor-Leste (FONGTIL) meminta 17 Partai Politik (Parpol)  yang mencalonkan diri pada pemilu legislatif tahun ini untuk tidak berprasangka buruk dan menghormati para kaum penyandang disabilitas dalam ruang lingkup kampanye pemilu.

“Masyarakat sipil berharap partai politik tidak menggunakan kata-kata yang tidak pantas dalam menyebut kaum penyandang disabilitas. Istilah-istilah seperti pincang, lumpuh, gila dan yang lainnnya  harus ditolak,” tegas Direktur Eksekutif FONGTIL, Valentim da Costa Pinto, dalam keterangan  konferensi pers di Caicoli.

Sementara Direktur interim Asosiasi Halibur Defisiensia Matan Timor-Leste (AHDMTL), Gabriel Ponciano de Sousa, menyayangkan beberapa pemimpin politik terus menggunakan ekspresi kata-kata yang kurang pantas.

“Penyandang disabilitas merasa tersinggung ketika pimpinan partai, dalam ruang lingkup kampanye dan sebagai cara untuk menyinggung lawan, mengadopsi istilah yang terkait dengan disabilitas, seperti buta dan tuli’”, katanya.

Asosiasi menganggap bahwa para pihak telah menempatkan isu inklusif penyandang disabilitas dalam agenda panggung politik, namun tidak melindungi dan tidak memuliakan mereka.

“AHDMTL meminta pimpinan partai politik untuk memperhatikan rekomendasi yang ada demi inklusif sosial, perlindungan dan jaminan hak-hak penyandang disabilitas di Timor-Leste.  Mari berjuang bersama agar disabilitas tidak menjadi penghalang social,” katanya.

Gabriel Sousa juga mengatakan, jika Parpol tetap menggunakan bahasa yang berprasangka buruk, maka asosiasi akan menempuh jalur hukum.  “Kami juga merekomendasikan agar Ombudsman untuk Hak Asasi Manusia dan Keadilan, Sekretariat Teknis Administrasi Pemilu (STAE) dan Komisi Pemilihan Umum (CNE) untuk mencari strategi dalam  meningkatkan kesadaran tentang masalah tersebut,” tuturnya.

Menurut data sejak tahun 2015 terdapat 38.118 kaum penyandang disabilitas di Timor-Leste. Dimana lebih dari 14.000 mengalami gangguan penglihatan, 7.000 mengalami gangguan jiwa dan sisanya tunarungu  dan/atau tunawicara.    

 Tim TATOLI  (Penerjemah : Cidalia Fátima)

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!