DILI, 26 April 2023 (TATOLI)— Presiden Republik, José Ramos Horta meminta kepada pemerintah melalui Kementerian terkait agar menerapkan dokumen Persaudaraan Manusia dalam kurikulum sekolah.
Permintaan Kepala Negara itu disampaikan dalam acara peringatan perayaan pertama Timor-Leste mengadopsi resmi dokumen Persaudaraan Manusia. Peringatan pertama itu digelar di Parlemen Nasional, rabu.
Dalam acara itu, Presiden Republik, José Ramos Horta, menegaskan kembali keinginan dan kebutuhan untuk memasukkan dokumen Persaudaraan Manusia dalam kurikulum nasional.
“Saya tetap berkomitmen untuk mendukung penyebarluasan deklarasi ini yang ditulis dengan kefasihan dan kedalaman pemikiran oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmad Al-Tayyeb,” kata Kepala Negara.
Berita terkait : Presiden Horta dan Wakil PM Vatikan luncurkan Pusat Persaudaraan Umat Manusia
Sementara, Mgr. Virgílio Kardinal do Carmo da Silva, SDB yang turut hadir dalam acara itu dalam sambutannya mengatakan, pengadopsian dokumen tersebut merupakan langkah yang menentukan bagi masa depan negara, meskipun dengan proses yang panjang namun mendapat perlindungan Tuhan dan dukungan rakyat Timor-Leste.
“Secara geografis, Timor-Leste adalah sebuah pulau kecil di peta dunia. Tetapi cinta kami untuk kemanusiaan melampaui semua hambatan geografis. Dengan aksesi dokumen ini, Timor-Leste akan dikenal bukan karena ukurannya, tetapi karena pilihannya dalam mendukung persaudaraan manusia,” kata Uskup Agung itu.
Sementara, Ketua Parlemen Nasional, Aniceto Guterres, mengakui setelah mengadopsi dokumen tersebut, TL belum menerapkan langkah-langkah yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam dokumen itu.
“Dokumen Persaudaraan Kemanusiaan memiliki beberapa program pelatihan dan pendidikan, menyajikan langkah-langkah politik dan hukum dan menyoroti pentingnya dialog, pemahaman, toleransi, kesetaraan gender, dan kebebasan beragama”, jelasnya.
Aniceto Guterres juga meminta partai politik untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas selama kampanye pemilu.
Dokumen yang dimaksud adalah deklarasi bersama yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed el-Tayeb, pada 4 Februari 2019, menyusul perjalanan apostolik Bapa Suci ke Uni Emirat Arab, dari 03 hingga 05 februari 2019.
Isi dokumen tersebut menyoroti pentingnya peran agama dalam membangun perdamaian dunia.
Reporter : Domingos Piedade Freitas (Penerjemah : Mirandolina Barros Soares)
Editor : Isaura Lemos de Deus