iklan

INTERNASIONAL, DILI, PENDIDIKAN

MEJD-UNICEF akan seleksi putra-putri Timor-Leste jadi anggota Parlemen Remaja 2023

MEJD-UNICEF akan seleksi putra-putri Timor-Leste jadi anggota Parlemen Remaja 2023

Kementerian Pendidikan, Pemuda dan Olahraga menggelar pertemuan sebelum mengadakan seleksi terhadap putra-putri Timor-Leste untuk menjadi anggota Parlemen Remaja tahun 2023.

DILI, 28 maret 2023 ( TATOLI)— Kementerian Pendidikan, Pemuda dan Olahraga ( MEJD), Parlemen Nasional dan Dana Anak Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) akan  mengadakan seleksi terhadap putra-putri Timor-Leste (TL) dari  Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk menjadi anggota Parlemen Remaja tahun 2023.

Menteri Armindo Maia mengatakan, Parlemen Nasional ingin mempersiapkan putra-putri TL menjadi pemimpin masa depan dalam melanjutkan pembangunan Nasional di TL.

” Kementerian Pendidikan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pelajar muda di TL. Karena, sekarang  lebih dari 300.000 kaum muda duduk di bangku  SMA. Karena itu, Parlemen Nasional ingin bekerja sama dengan MEJD dan UNICEF, mengadakan seleksi nasional terhadap pelajar SMA untuk menjadi anggota Parlemen Remaja tahun 2023,” kata Menteri Armindo Maia kepada Tatoli di kantor INFORDEPE, Balide, Dili, selasa ini.

Ia mengungkapkan, pembentukan Parlemen Remaja sangat penting untuk mempersiapkan pemimpin masa depan dalam mengembangkan proses pembangunan Nasional di Timor-Leste.

Sementara, Wakil Sekretaris Jenderal Parlemen Nasional, Joao Rui Amaral, menjelaskan, pembentukan Parlemen Remaja berdiri  berdasarkan keputusan Keputusan Parlemen Nasional No. 23/2017.

” Parlemen Remaja pertama kita bentuk sejak tahun 2019 dengan hanya 30 anggota saja. Sebenarnya pembentukan Parlemen Remaja dilakukan setiap tahun tetapi terhenti sementara karena pandemi  COVID-19. Jadi, sekarang akan kita lanjutkan tahap kedua pemilihan Parlemen Remaja pada  2023 ini,” jelasnya.

Ia  menambahkan tema yang akan diusung Parlemen Remaja  tahun 2023 adalah Pekerja Anak.  “Kami bekerja sama dengan MEJD dengan bantuan teknis dari UNICEF untuk memilih Parlemen Remaja tahun ini. Kami telah sepakat untuk memilih tiga (3) siswa dari masing-masing kotamadya sebagai perwakilan Parlemen Remaja Nasional,” ungkapnya.

Karena itu, pihaknya  akan memilih 42 mahasiswa untuk membuka sidang pleno 2023 pada  27 hingga 28 april dengan membahas Pekerja Anak selama dua hari,  dan akan  mengajukan rekomendasi kepada Parlemen Nasional dan juga Pemerintah untuk dipertimbangkan di masa depan.

Dilain pihak,  Perwakilan UNICEF di TL, Bilal Durrani, mengatakan, persiapan Program Parlemen Remaja untuk pelajar sangat penting.

“Dengan senang hati saya sampaikan bahwa tema tahun ini adalah tentang Pekerja Anak. Itu merupakan sebuah isu penting yang yang berkaitan dengan hak anak,” tuturnya.

Menurut Survei Pekerja Anak Nasional 2016, di TL terdapat 67.688 anak berusia 5 sampai 17 tahun, atau setara dengan 16%. Dari kelompok usia ini, sekitar 52.651 anak diklasifikasikan sebagai pekerja anak. Dari angka tersebut sekitar 29.195 anak yang terlibat dalam pekerjaan berbahaya.

” Pekerja anak tidak berbahaya. Pekerja anak merampas masa kanak-kanak dan masa depan mereka dan kegiatan tersebut  membantu anak untuk tidak berkembang. Pekerja anak mengganggu sekolah dan berbahaya bagi perkembangan fisik, mental, dan sosial anak,” ujarnya.

UNICEF akan mempromosikan pendekatan terpadu dengan menghapuskan pekerja anak. Ini termasuk memberikan akses pendidikan yang berkualitas, dengan menghapuskan berbagai biaya pendidikan pada keluarga.

Program Parlemen Remaja dapat direalisasikan dengan dukungan dana sebesar $10 juta dari Parlamen Nasional.

Program Parlemen Remaja didirikan pada 2019. Tujuannya, untuk mempersiapkan kaum muda TL  menjadi pemimpin masa depan yang dapat membuat undang-undang, membahas undang-undang dan kemudian dilaksanakan berdasarkan kepentingan nasional.

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor      : Armandina Moniz

 

 

 

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!