DILI, 06 desember 2022 (TATOLI)— Entitas Perserikataan Bangsa Bangsa Kesetaraan Gender (UN Woman) menyalakan lampu oranye di kantor Pemerintah, Istana Kepresidenan dan Patung Kristus Raja untuk menandai Peringatan Hari Aktivisme 16 melawan kekerasaan pada kesetaraan gender di Timor-Leste (TL).
Melalui siaran pers yang diakses Tatoli, event tersebut bekerjasama dengan Istana Kepresidenan dengan UN Woman, yang mendapatkan partisipasi langsung Presiden Republik, José Ramos Horta, Anggota Pemerintah konstitusi kedelapan, Para Dubes di Timor-Leste, mitra nasional dan internasional, masyarakat sosial, keluarga besar UN Woman dan lainnya.
“Dengan tema global tahun ini ‘Bersama Ativisme menghentikan kekerasaaan terhadap perempuan dan anak perempuan. Sementara Tema Nasional ‘Kita bersama menghentikan kekerasaan : Tiba saatnya merevisi hukum melawan kekerasaan domestik, dengan menyalakan lampu oranye di tiga tempat tersebut. Karena, TL berkomitmen menghentikan kekerasaan terhadap perempuan dan anak perempuan di TL, dan memanggil semua orang untuk berpartisipasi dalam aksi kolektif masa depan yang inklusif dan untuk semua orang,” tulis siaran pers dari UN Women yang diakses Tatoli, selasa ini.
Kekerasaan terhadap perempuan dan anak perempuan, masih menjadi kekerasaan hak asasi yang masih menyebar di dunia termasuk TL.
“Sekitar 59% perempuan, dengan usai 15-49 tahun, mempunyai pengalaman terhadap kekerasaan dengan orang terdekat di kehidupan mereka, namun hampir 80% laki-laki dan perempuan TL mempercayai bahwa kekerasaan domestik dapat dibenarkan untuk perempuan dan anak perempuan, juga penyandang disabilitas menjadi ancaman bagi kekerasaan, yang kebanyakan didapatkan dari anggota keluarga dan masyarakat,” jelas siaran pers itu.
Perwakilan UN Woman di TL, Nishtha Satyam mengatakan penting dalam memajukan kesetaraan gender untuk masa depan yang lebih baik.
“Kita tidak akan mengubah waktu kedepan dengan tujuan lain. Kita tidak akan mengubah kembali kehidupan perempuan untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan maka tidak akan mencapat tujuan pada perempuan, maka kita harus memanggil semua orang untuk memprioritaskan kesetaraan gender untuk hari ini dan seterusnya.” ujarnya.
Sementara itu Perwakilan Sementara PBB di Timor-Leste, Munkhtuya Altangerel, mengatakan, PBB mengakui komitmen Pemerintah dan mitra pembangunan lainnya yang ingin mengatasi kekerasaan terhadap perempuan.
“Tujuannya untuk menguatkan aksi global dan komitmen lokal untuk meningkatkan kesadaran publik, berusaha memberikan advokasi dan pengetahuan, serta inovasi untuk menghentikan kekerasaan terhadap perempuan dan anak perempuan,” katanya.
Dukungan dari kampanye global tersebut, pada 2018, Sekretariat Umum PBB meluncurkan kampanha global ‘HAMUTUK iha 2030 ba Hapara Violénsia Hasoru Feto Sira’ (Bersama pada 2030 untuk menghentikan kekerasaun melawan perempuan) dan kampanye Aktivisme.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz