iklan

INTERNASIONAL, KESEHATAN, LIKISÁ

WHO: 2,8% penduduk Timor-Leste alami penyakit mata

WHO: 2,8% penduduk Timor-Leste alami penyakit mata

Foto google

DILI, 13 oktober 2022 (TATOLI)— Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Arvind Mathur mengatakan berdasarkan Survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) menemukan bahwa 2,8% penduduk Timor-Leste mengalami penyakit mata.

“Masih banyak yang perlu dilakukan untuk memperbaiki gangguan penglihatan di negara ini. Survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) menemukan bahwa 2,8% penduduk TL mengalami penyakit mata,”  jelas Arvind Mathur dalam perayaan Hari Penglihatan Sedunia di St. Inacio de Loyola, Casait, kamis ini.

Hari Penglihatan Sedunia (World Sight Day/WSD) diperingati setiap minggu kedua bulan oktober untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mata.  Meskipun teknologi kedokteran sudah berkembang pesat namun masih banyak orang-orang yang mengalami gangguan penglihatan bahkan mengalami kebutaan di seluruh dunia.

Tahun 2022 ini, Hari Penglihatan Sedunia menyusung tema ”Love Your Eyes atau Cintai Matamu’,  yang bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk melindungi kesehatan mata mereka. Selain itu, juga untuk mewujudkan rasa empati kepada orang yang mengalami gangguan penglihatan dan tidak memiliki akses ke layanan perawatan mata.

Perwakilan WHO di Timor-Leste, Arvind Mathur. Foto Tatoli/Francisco Sony

Arvind Mathur  menjelaskan, sekitar 80% mengalami penyakit mata di negara ini disebabkan oleh katarak diikuti oleh kelainan refraksi yang tidak dikoreksi. Selanjutnya, survei menemukan cakupan operasi katarak kurang dari 50%.

Meskipun meyakinkan untuk dicatat bahwa lebih dari 80% dari semua gangguan penglihatan dapat dicegah atau disembuhkan, namun secara global, hampir 2,2 miliar orang menderita karenanya.

Dijelaskan, perlu   digarisbawahi bahwa mayoritas orang yang hidup dengan gangguan penglihatan berasal dari negara berpenghasilan rendah dan menengah yang dapat dikaitkan terutama dengan akses terbatas ke layanan untuk kondisi seperti rabun jauh dan pendek, glaukoma, dan katarak.

Ia menyampaikan penghargaan tulus kepada pemerintah TL yang mengakui pentingnya kesehatan mata dan atas upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesehatan mata rakyat TL.

NHSSP – National Health Sector Strategic Plan (2011-2030) yang memasukkan kesehatan mata sebagai prioritas nasional yang dilakukan Depkes (Departemen Kesehatan) bahkan selama pandemi adalah contoh dari komitmen ini.

“Menyadari pentingnya kesehatan mata dan mencintai mata Anda, tidak diragukan lagi, merupakan langkah penting pertama menuju perawatan mata yang lebih baik. Karena itu, menuju kualitas hidup dan kesejahteraan yang lebih baik,” pintanya.

Namun, hal ini perlu didukung oleh sistem yang efektif untuk meningkatkan kesadaran penduduk yang berkelanjutan. Antara lain, memastikan ketersediaan dan aksesibilitas ke layanan perawatan mata yang berkualitas dan terjangkau, termasuk akses ke alat bantu di setiap tingkat perawatan.

Reporter: Cidalia Fátima

Editor    : Armandina Moniz

 

 

 

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!