DILI, 02 september 2022 (TATOLI)—Hari ini Sekretariat Negara urusan Pemuda dan Olahraga (SEJD) beserta Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF – inggris) meluncurkan survei laporan yang dilakukan lima kelompok muda dengan membuktikan bahwa 80% kaum muda di kotamadya Dili menggunakan internte hanya untuk media sosial.
Survei dengan nama “Survei Perilaku Remaja dan Kaum Muda Menggunakan Internet” dilakukan oleh lima kelompok muda yang terdiri dari Alumni Parlamentu Foinsa’e Timor-Leste (APFTL), Hamutuk Ita Rezolve (HIR), Fight for Better Future (F3B), Associação dos Investigadores Juvenis (AIJ) dan Star Fish Timor-Leste (SFTL).
Hasil dari survei ini sendiri diluncurkan secara resmi oleh Sekretariat Negara SEJD, Abrão Saldanha bersama dengan Perwakilan UNICEF di Timor-Leste (TL), Billal Durani dan perwakilan dari berbagai instansi terkait.
Ketua APFTL, Zaulino Gomes da Silva mengatakan, tujuan utama dari survei dilakukan untuk mencari tahu tentang sikap dan perilaku remaja (12 – 17 tahun) dan kaum muda (18 – 24) di ibu kota Dili dalam menggunakan internet setiap hari dan dampak serta ancaman apa yang mereka dapatkan.
“Survey ini dimulai pada maret 2020 hingga tahun ini di Dili, dengan partisipasi 305 orang dimana maioritas menjawab dari usia remaja 71% menggunakan internet hanya untuk media sosial dan usia muda mencapai 80%,” ungkap Ketua APFTL di kantor SEJD, jumat ini.
Disebutkan mereka yang tergabung di survei ini menggunakan internet untuk mengakses media sosial seperti WhatsApp, Facebook, YouTube dan Tik Tok. Selain itu diketahui juga para remaja banyak menghabiskan waktu dengan online game dibandingkan dengan kaum muda dan maioritas dari mereka menggunakan internet satu sampai empat jam setiap hari.
Dalam hal keamanan dalam internet sendiri hanya satu dari empat yang mengerti akan hal tersebut dimana para perempuan lebih rentan dan memiliki kemungkinan menghadapai resiko pelecehan seksual secara onlline.
Hasil dari semua penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti akan direkomendasikan pada Pemerintah TL untuk dapat melakukan sosialisasi tentang internet sehat untuk para usia remaja dan kaum muda khususnya dalam mengintegrasikan pada kurikulum pendidikan.
Sementara, Sekretariat Negara SEJD, Abrão Saldanha mengatakan meskipun internet memberikan kesempatan untuk belajar dan terhubung, tetapi tidak dapat mengabaikan risiko yang juga dihadapi anak-anak, remaja dan kaum muda saat ber-online.
“Survei ini dikatakan empat dari satu orang tidak mengetahui kemananan online dan ini dikombinasikan dengan data yang ada dan dibuktikan bahwa pengetahuan akan internet sehat sangat berkurang meskipun angka penggunaan internt untuk remaja 93% dan kaum muda 100%. Artinya perlu meningkatkan sosialisasi,” katanya.
Ia berharap, survei ini bisa menjadi referensi bagi instansi terkait agar mengembangkan potensi kaum muda serta segera memprioritaskan pengetahuan penggunaan internet pada kurikulum pendidikan dan hasil dari survei ini bisa digunakan untuk mengurangi resiko penggunaan internet.
“Apalagi Pemerintah saat ini sedang mempersiapakan sistem digitalisasi dan proyek fiber optik, untuk itu dibutuhkan kesiapan kita,” jelasnya.
Perwakilan UNICEF di TL, Billal Durani mengungkapkan, eksploitasi seksual online, konten berbahaya, misinformasi, dan cyberbullying mengancam hak, keselamatan, dan kesejahteraan mental anak-anak.
Karena itu, katanya penelitian ini adalah bukti kunci dan akan membantu semua bertindak bersama untuk mendukung dan memperkuat penggunaan positif, dan untuk mengatasi penggunaan negatif sehingga remaja dan pemuda di TL menikmati lingkungan internet yang lebih aman dan melindungi kesejahteraan fisik dan mental mereka.
“Kita semua memiliki peran dalam hal ini dan tentu saja Pemerintah Timor-Leste. Tetapi juga penyedia internet, media, mitra pembangunan, dan tentu saja kaum muda itu sendiri, jadi yakinlah bahwa UNICEF berkomitmen penuh untuk mendukung upaya ini,” ucapnya.
Peneletian ini mendapatkan dukungan dari SEJD, UNICEF, Instituto para a Defeza dos Direitos da Criança (INDDICA), Instituto Nacional de Ciencia e Tecnología (INCT), United Nation Educational, Scientific and Curtural Organization (UNESCO) di Timor-Leste, Raes Hadomi Timor (RHTO) dan Forum Tau Matan (FTM).
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz