DILI, 08 Agustus 2022 (TATOLI)—Wakil Menteri Luar Negeri dan Kerjasama (MNEK), Julião da Silva mengatakan pemerintah saat ini melakukan investigasi pada agency ilegal yang mengirim tenaga kerja (Naker) Warga Negara Timor-Leste (WNTL) ke luar negeri untuk bekerja.
“Saat ini Pemerintah memantau situasi tersebut. Pemerintah tidak diam karena melalui kepolisian intelejen yang melaksanakan tugas mereka untuk mencari tahu semuanya. Jadi, melalui proses investigasi ada beberapa agency yang mencoba memberikan informasi palsu pada WNTL untuk pergi ke Eropa yang mengakibatkan mereka mendapatkan banyak masalah setelah tiba di Eropa,” kata Wakil MNEK, Julião da Silva pada wartawan di Istana Kepresidenan Bairro Pite Dili, senin ini.
Pernyataan Wakil MNEK itu berkaitan dengan informasi dan vidio yang beredar di media sosial tentang WNTL di Portugal yang tidur di jalanan karena dokumen mereka tidak lengkap dan biaya hidup yang mahal.
“Kami sering menegaskan kepada keluarga dan para WNTL untuk berpikir dengan baik, jika ingin ke luar negeri. Jika, merasakan bahwa dokumen belum lengkap, tidak ada kontrak, dan tidak ada orang yang menjemput, maka lebih baik tidak boleh berangkat,” katanya.
Menurutnya, paspor TL dapat berkunjung ke negara Eropa hanya untuk 90 hari. Namun, tidak untuk bekerja termasuk juga di negara lain.
“Untuk sementara kasus tersebut dikategori sebagai perdagangan manusia. Jadi, kita hanya menunggu Kepolisian dan Kejaksaan untuk mengumumkan sesuatu melalui hasil investigasi. Setelah itu, pemerintah baru mengambil keputusan,” tuturnya.
Sementara itu, Presiden Republik José Ramos Horta mengutarakan bahwa, WNTL yang saat ini, mendapatkan masalah di luar negeri seperti, Portugal dan Thailand bukan tanggung jawab Pemerintah TL.
“Jika ingin bekerja di luar negeri, harus melalui SEFOPE, yang mempekerjakan naker ke luar negeri, bukan dari agency lainnya yang memberikan informasi palsu,” kata Kepala Negara.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Edtor : Armandina Moniz