DILI, 05 april 2022 (TATOLI) – Pemerintah Timor-Leste, melalui Sekretaris Negara urusan Perlindungan Sipil (SEPS), bersama mitra internasional mengelar seminar internasional untuk memperkuat mekanisme koordinasi pengurangan dan manajemen risiko bencana di Timor-Leste (TL).
SEPS merealisasi seminar internasional dengan mitra internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Portugal, dan Jepang di Hotel Timor, Dili, selasa ini.
Berita terkait : TL Dilanda Banjir, 43 Sekolah Rusak Parah
Tujuan Seminar internasional dilakukan juga untuk memperingati setahun kejadian bencana Topan Siklon (TC – Tropical Cyclone) Seroja yang telah melanda TL pada 04 april 2021. Dimana bencana tersebut telah berdampak pada 31.000 Kelapa Keluarga (KK) di seluruh teritori dimana paling banyak dari kotamadya Dili dengan korban mencapai 25.000 KK. Angka tersebut juga menyebutkan bahwa ada 47 orang yang meninggal dunia dan 14 diantaranya tidak ditemukan hingga saat ini.
Perdana Menteri sementara sekaligus Wakil Perdana Menteri dan Menteri Solidaritas Sosial dan Inklusif (MSSI) Armanda Berta dos Santos mengatakan, TL saat ini sedang mengembangkan ‘Strategi Pengurangan Risiko Bencana dan Praktik Manajemen Risiko’ untuk merespons bencana alam pada masa yang akan datang.
Berita terkait : 22.220 populasi dari korban bencana alam telah menerima bantuan
“Pengembangan ‘Strategi Pengurangan Risiko Bencana dan Praktik Manajemen Risiko’ ini sangat dibutuhkan,” kata Armanda Berta dalam Seminar Internasional tersebut.
Kepala Pemerintah sementara itu, menyampaikan terima kasih kepada mitra internasional seperti, Amerika Serikat, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, China, Indonesia, Australia, Portugal, PBB, Uni Eropa, CPLP, ASEAN, dan Kepulauan Pasifik atas dukungan berkelanjutan dalam melindungi dan menyelamatkan nyawa rakyat TL pada waktu bencana terjadi.
“Seminar ini penting untuk memperkuat koordinasi antara Pemerintah TL, mitra pembangunan, dan organisasi kemanusiaan dalam implementasi Kebijakan Manajemen Risiko Bencana Nasional (NDRM). Ini adalah langkah besar untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dengan memastikan bahwa pengurangan dan manajemen risiko bencana terintegrasi ke dalam perencanaan pembangunan oleh semua sektor di negara ini, ” katanya.
PM Sementara juga menekankan bahwa sudah waktunya untuk menerapkan NDRM dalam menanggapi bencana pada masa depan.
Sementara itu, Duta Besar (Dubes) Australia untuk Timor-Leste, Bill Castello, mengatakan seminar ini merupakan salah satu langkah untuk mengurangi dampak bencana di masa depan terhadap masyarakat TL.
“Australia bekerja keras untuk mendukung TL dalam tanggapannya terhadap banjir tahun lalu dan juga tanggapannya terhadap Covid-19,”jelas Bill Castello.
Bill Castello juga menekankan pentingnya melindungi kelompok yang paling rentan di masyarakat pada saat bencana, termasuk anak-anak, orang-orang yang hidup dengan disabilitas, orang tua, dan masyarakat kurang mampu. “Kami tahu mereka selalu yang paling terkena dampak ketika bencana terjadi,” tegasnya.
Dikatakan, Australia bersama dengan mitra pembangunan lainnya akan terus mendukung TL untuk meningkatkan sistemnya dalam penanggulangan bencana.
Selain itu, Perwakilan PBB di TL, Dagen Liu mengungkapkan banjir bandang April merupakan panggilan untuk membangunkan pemerintah, mitra pembangunan, dan organisasi kemanusiaan untuk mempersiapkan diri dengan baik agar dapat merespon di masa depan.
Menurutnya, kebutuhan pasca bencana bekerjasama dengan Pemerintah Timor-Leste, PBB, dan Bank Dunia menemukan banjir bandang menyebabkan kerugian ekonomi hampir $380 juta. Sementara itu, kebutuhan pemulihan memerlukan sekitar $530 juta.
“PBB berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan pemerintah dan semua mitra untuk memperkuat manajemen risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim di TL ini,” tegas Liu.
Dilain pihak, Sekretaris Negara urusan Perlindungan Sipil, Joaquim José Gusmão dos Reis Martins menyampaikan terima kasih kepada semua negara yang telah mendukung dalam pemulihan dampak dari Topan Tropis Seroja, pada 4 April 2021.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz