DILI, 13 Januari 2022 (TATOLI) – Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan Tim dari Program Pelestarian hutan Kementerian Pertanian dan Perikanan (MAP) bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) menyebutkan Timor-Leste (TL) kehilangan lahan 10.000 hektar dan 12.000 hektar hutan lebat setiap tahunnya.
Demikian hal itu diutarakan Direktur Kehutanan, Kopi, dan Tanaman Industri Kementerian Pertanian dan Perikanan (MAP), Raimundo Mau, kepada Tatoli, di Caicoli, Dili.
Dijelaskan, TL kehilangan lahan dan hutan lebat itu di kawasan Pos Administratif Jaco, Kotamadya Lautem. Itu terjadi karena adanya, pembangunan pembukaan jalan baru di kawasan tersebut.
Berita terkait : FAO akui TL miliki lahan berpotensi untuk kembangkan sektor pertanian
Menurutnya, penebangan kayu untuk dibakar, kebakaran hutan dan juga tanah yang digunakan untuk bercocok tanam, juga berkontribusi pada pengurangan hutan lebat. “Kita butuh waktu untuk pemulihan pada hutan-hutan itu,” katanya.
Dia juga mengingatkan kepada semua warga untuk mengajukan permohonan kepada pengelola hutan agar mendapatkan izin, jika ingin menebang kayu diwilayah tertentu.
“Seluruh penduduk harus mengajukan permohonan perizinan untuk memverifikasi tujuan penebangan, dan bukan menebang pohon secara sembarangan,” katanya.
Berita terkait : Lestarikan pohon cendana di TL, MAP alokasi $500.000 setiap tahun
Dia juga menyampaikan keprihatinan atas kurangnya kesadaran masyarakat yang terus menebang pohon di kawasan yang dilindungi. Namum, pihaknya akan terus membuat masyarakat peka terhadap perlindungan hutan.
Hutan lebat adalah area atau bidang tanah yang ditumbuhi berbagai jenis pepohonan besar dan tingkat pertumbuhan yang maksimum.
Dikatakan, untuk menjawab kehilangan hutan tersebut, pihaknya berencana setiap tahun akan membudidayakan berbagai jenis pohon tanaman pada lahan 1.000 hektar, agar bisa melakukan penanaman kembali. Itu dilakukan untuk mencegah degradasi lingkungan hutan di tanah air.
“Sesuai strategi, kami melakukan penghijauan setiap tahun. Kami ingin membudidayakan berbagai jenis pohon tanaman di lahan 1.000 hektar tanah dengan satu juta pembibitan tanaman setiap tahun”, ungkapnya.
Menurutnya, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2022 untuk MAP sebesar $23 juta. Dari anggaran tersebut $3 juta lebih dialokasikan untuk bagian Direktorat Umum Kehutunan, Kopi, dan Tanaman Industri MAP. Sementara itu, dana senilai $1 juta untuk bagian Direktorat Nasional Pengembangan Hutan Kemasyarakatan. Tetapi anggaran untuk kegiatan penghijauan hanya $60 ribu.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz