DILI, 04 desember 2021 (TATOLI)– Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) melalui proyek Tourism For All telah menyediakan dana lebih dari $14 juta untuk mendukung sektor pariwisata di Timor-Leste (TL).
Direktur Misi USAID di Timor-Leste (TL), Zema Semunegus menjelaskan, Tourism For All telah membuat langkah besar dalam meningkatkan peluang pariwisata domestik bahkan dengan tantangan pembatasan perjalanan bagi pengunjung internasional karena pandemi Covid-19.
“Secara keseluruhan, USAID telah menyediakan lebih dari $14 juta untuk membantu mendukung sektor pariwisata di Timor-Leste di bawah proyek USAID Tourism For All. Tim proyek kami melakukan survei sektor swasta untuk memahami dampak pandemi terhadap bisnis dan mengusulkan inisiatif baru untuk pariwisata domestik,” ungkap Zema pada Tatoli di kantor USAID Farol, Kamis.
Dikataka, pada 2021, Dewan Menteri menyetujui konsep awal proyek pariwisata USAID untuk pembangunan kembali Pelabuhan Dili dan meminta proyek untuk menyelesaikan studi kelayakan penuh untuk konsep tersebut. Para Menteri memilih opsi teratas yang bernilai sekitar $100 juta. “Selain itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian telah mengaktifkan kembali Komisi Antar Kementerian untuk Pengembangan Pariwisata dengan dukungan aktif proyek USAID,” katanya.
Dia menjelaskan, proyek tersebut telah meningkatkan konservasi untuk generasi mendatang di dua wilayah utama negara dan pegunungan Ramelau dan Pulau Atauro. Di bawah proyek ini, USAID telah membantu mendaftarkan lima asosiasi berbasis pariwisata.
Salah satu asosiasinya adalah Kemitraan Pariwisata Atauro di Pulau Atauro, yang menampung salah satu ekosistem laut dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di planet ini. Yang lainnya adalah Kemitraan Pariwisata Gunung Ramelau pintu gerbang ke gunung tertinggi di Timor-Leste.
Dia mengatakan, ada juga Asosiasi Pariwisata Bahari yang berfungsi untuk mempromosikan praktik terbaik untuk konservasi semua sumber daya laut Timor-Leste. Setiap asosiasi sekarang memiliki strategi dan rencana aksi pariwisata.
Namun, dikatakan, untuk mengatasi keterbatasan sumber daya manusia di sektor pariwisata, USAID memberikan lebih dari 13.500 jam pelatihan kepada lebih dari 600 peserta sektor swasta dan publik di bidang perhotelan dan pariwisata, dan keamanan pangan.
Lebih dari separuh peserta proyek adalah wanita dan berusia di bawah 30 tahun dan membantu USAID memastikan masa depan yang berkelanjutan dan lebih banyak pekerjaan bagi wanita dan kaum muda di industri pariwisata.
Terlepas dari tantangan Covid-19, proyek ini merancang Prakarsa Pemulihan Pariwisata Timor-Leste yang menghasilkan Kampanye Pariwisata Domestik #HauNiaTimorLeste, yang berarti “Timor-Lesteku”, dan merupakan seruan untuk solidaritas nasional dengan industri pariwisata dan konsep cinta tanah air yang diungkapkan melalui perjalanan domestik.
Proyek Tourism For All telah melakukan pelatihan dasar perubahan iklim untuk 20 lembaga, termasuk lembaga pemerintah, penyedia pelatihan perhotelan pariwisata, lembaga keuangan mikro, bisnis pariwisata, dan perusahaan selam.
Menurutnya, perubahan iklim menimbulkan beberapa tantangan serius bagi kelanjutan pembangunan Timor-Leste, khususnya bagi masyarakat yang rentan, melalui proyek tersebut membantu membentuk Asosiasi Pariwisata Bahari Timor. Upaya ini akan memberdayakan dan mendukung masyarakat lokal dan pemerintah dalam upaya mereka untuk melindungi laut.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz