iklan

POLITIK, INTERNASIONAL, DILI

Monumen 12 November adalah pengakuan, dan penghargaan negara untuk para pejuang

Monumen 12 November adalah pengakuan, dan penghargaan negara untuk para pejuang

Presiden Republik, Francisco Guterres Lú Olo. Foto Tatoli/Antonio Goncalves

DILI, 13 november 2021 (TATOLI)— Presiden Republik, Francisco Guterres Lú Olo mengatakan Monumen 12 November yang sekarang masih dalam proses pendirian adalah bentuk pengakuan dan penghargaan kepada  para pejuang yang meninggal dan hilang dalam Tragedi Santa Cruz atau lebih dikenal dengan nama Insiden Dili  pada 12 November 1991.

Presiden Republik mengungkapkan hal ini ketika memberi sambutan pada acara peringatan Tragedi Santa Cruz, Dili, jumat ini.

Dalam sambutannya, Presiden Lu Olo menyebutkan bahwa Tragedi Santa Cruz 12 Nopember 2021 mengabatkan lebih dari 270 orang meninggal dan hilang. Salah satu korban adalah aktivis muda  asal Malaysia, Kamal Bamadajah.

Dikatakan, setelah kemerdekaan Timor-Leste pada 2002, negara berinsiatif untuk mencari para pejuang yang hilang, beberapa pejuang dikubur dan telah dididentifikasi tempatnya, tetapi sudah tidak bisa menemukan tulang-belulangnya.

 “Presiden Republik turut merasakan kesedihan keluarga yang belum bisa menemukan tulang-belulang  dari para pejuang. Negara hanya bisa bantu meringankan kesedihan keluarga dengan mendirikan monumen agar bisa mengakui dan menghargai pengorbanan para pejuang,” kata Presiden Lú Olo.

Menurutnya, proyek pendirian Monumen 12 November di makam Santa Cruz sudah dimulai. Diharapakan monumen tersebut bisa selesai dalam satu tahun dengan kualitas baik sebelum 12 november 2022.

Dikatakan, dengan dibangunnya Monumen 12 November di Makam Santa Cruz akan menjadi catatan sejarah turistik dan edukatif di Timor-Leste yang akan terus diingat  dan dikenang generasi muda mendatang sepanjang masa.

“Makam Santa Cruz dan Monumen istimewa untuk para pejuang ini akan berubah menjadi tempat paling penting  dalam catatan sejarah turistik dan edukatif untuk semua orang di dalam negeri maupun luar negeri,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua CN12 (Comite Nacional 12 de Novembro), Gregorio Saldanha mengatakan proses pendirian Monumen 12 November sendiri sepenuhnya tanggung jawab Perusahaan Bobolait yang memenangkan tender dari pemerintah karena CN12 hanyalah penerima.

“Ini tergantung pada perusahaan yang mengelolanya. Keinginan kami adalah bagaimana monumen ini bisa didirikan dengan kualitas baik dan  selesai tepat pada waktu yang ditentukan,” jelasnya.

Gregorio juga meminta agar pemerintah segera mengambil keputusan untuk mengubah monumen 12 November di depan Gereja Motael menjadi monumen Sebastião Gomes.

“Saya ingin kita mengingat bahwa Sebastião Gomes adalah salah satu bagian dari sejarah ini dan saya tidak ingin mencampurnya, semua harus ditempatkan sesuai letaknya,” tutupnya.

Reporter  :  Cidalia Fátima

Editor       :  Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!