DILI, 12 oktober 2021 (TATOLI)– Amerika Serikat (AS) melalui Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dengan Proyek Pariwisata Untuk Semua bersama pemerintah Timor-Leste (TL) meluncurkan Asosiasi Pariwisata Keagamaan di Timor-Leste (Asosiasaun Turizmu Relijiozu Timor-Leste-ATRTL).
Asosiasi tersebut untuk membangun pariwisata keagamaan dengan tema bersatu dalam keberagaman agama.
Kuasa Usaha Kedutaan Besar (Kedubes) AS, Tom Daley mengucapkan selamat kepada TL karena meluncurkan ATRTL di Katedral Dili, selasa ini pada peringatan kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke TL pada 12 Oktober 1989.
Peluncuran dilakukan, seiring kerjasama bertahun-tahun para pemimpin agama Katolik, Protestan, Islam, Hindu dan Konghuchu dengan dukungan USAID melalui Proyek Pariwisata Untuk Semua. Proyek ini bertujuan untuk membangun pariwisata keagamaan atau wisata religi di TL.
Pada peluncuran itu, Kuasa Usaha AS Tom Daley, dan Penjabat Direktur Misi USAID, Harold Carey dengan senang hati bergabung dengan pejabat senior pemerintah TL, Perwakilan Keuskupan Agung Dili, perwakilan Vatikan di TL, Monsignor Marco Sprizzi.
“Pariwisata berbasis wisata religi menghadirkan peluang ekonomi yang luar biasa bagi TL, dengan sejumlah besar wisatawan dari negara-negara tetangga,” kata Kuasa Usaha Kedubes AS di TL, Tom Daley.
Menurutnya, asosiasi ini bisa membantu memajukan hak asasi manusia dan menghormati perbedaan. Membangun rasa hormat terhadap kebebasan dan keragaman beragama. Jadi, misi AS untuk TL berharap Asosiasi akan memacu penciptaan lapangan kerja bagi kaum muda, membawa kemakmuran bagi masyarakat di seluruh negeri, dan membantu TL dalam mendiversifikasi ekonominya.
Organisasi tersebut resmi terdaftar dan telah mendapatkan alokasi dana $110.000 untuk membantu biaya operasional kerja.
Menurut Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hingga 330 juta wisatawan mengunjungi situs-situs keagamaan di seluruh dunia setiap tahun.
Proyek Tourism For All USAID menyatukan berbagai kelompok pemimpin agama pada tahun 2018 untuk membentuk kelompok kerja guna mengeksplorasi potensi pariwisata keagamaan.
Kelompok kerja kemudian menyelenggarakan konferensi pariwisata internasional dengan tema ‘Perdamaian, Harmoni, dan Persekutuan, Pengembangan Pariwisata Keagamaan.”
Langkah selanjutnya ATRTL meliputi survei nasional atraksi wisata berbasis agama dan perhotelan dan pelatihan pemandu wisata bagi kaum muda. Anggota asosiasi juga mendiskusikan festival antaragama tahunan dan rencana untuk membuat taman perdamaian.
Ketua ATRTL, Pastor Angelo Salsinha menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan yang diterima asosiasi.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan yang telah memberikan kekuatan kepada tim ini terdiri dari Proyek Pariwisata untuk Semua USAID, Pemerintah TL dan Asosiasi Pariwisata Keagamaan, atas kesediaan, persatuan, dan komitmen mereka untuk bekerja sama agar asosiasi bisa terdaftar secara sah,” katanya.
“Saya secara khusus ingin mengucapkan terima kasih kepada Tourism For All USAID yang telah menemani kami dalam seluruh proses. Saya percaya bahwa dengan pengalaman yang diperoleh, kami akan bekerja lebih profesional untuk memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan asosiasi kami di masa depan,” katanya.
Pastor Salsinha ingin memastikan bahwa penghormatan terhadap agama adalah prioritas utama ketika ATRTL menyusun rencana strategisnya, perasaan yang dimiliki para pemimpin agama lain yang diwakili dalam asosiasi tersebut.
Dikatakan, salah satu tantangan yang dihadapi asosiasi adalah meningkatkan kesadaran dan bekerja untuk keterlibatan masyarakat di tempat-tempat yang bernilai bagi pasar pariwisata yang berbasis agama.
ATRTL berencana untuk mengalokasikan 50 persen dari dana pemberian Pemerintah TL untuk melatih para pemimpin masyarakat dan kaum muda untuk menerima turis berbasis agama dengan hormat.
Pendanaan juga akan digunakan untuk pelatihan perhotelan dan pengembangan wisata untuk memperluas manfaat ekonomi bagi komunitas tersebut dan orang lain di seluruh negeri.
ATRTL akan bekerja melalui jaringan kepercayaan yang berbeda dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk menarik pengunjung regional dan mempromosikan pariwisata keagamaan domestik.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz