DILI, 12 oktober 2021 (TATOLI)— Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama (MNEK) melalui Direktur Jenderal Perhimpunan dan Kerjasama, Milena Rangel mengatakan, persiapan Timor-Leste (TL) bergabung dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) akan dibahas tahun depan di Kamboja.
“Kami berhubungan dengan tim teknis TL dan kedutaan di Kamboja mengenai persiapan negara ini menjadi ketua bergilir ASEAN tahun depan, sehingga kami dapat mempresentasikan persiapan kami untuk bergabung dengan komunitas ini”, kata Milena Rangel kepada Tatoli di Praia dos Coqueiros, Dili, senin ini.
Milena Rangel juga mengingatkan, keputusan ini muncul setelah pernyataan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Kamboja, Prak Sokhonn, pada pertemuan para pemimpin ASEAN yang dipimpin Brunei Darussalam, pekan lalu, tentang persiapan Kamboja menjadi ketua bergilir organisasi ini pada 2022.
Berita terkait : Lima negara ASEAN, berkomitmen bantu TL
Milena menilai keterikatan negara pada organisasi regional ini tergantung pada agenda diskusi di antara para pemimpin ASEAN.
Diketahui, lima kedutaan besar negara anggota ASEAN yang berada di Dili , seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam dan Thailand berjanji akan membantu persiapan proses aksesi TL ke organisasi tersebut.
Dalam konteks ini, sejak September 2019, telah berhasil diselenggarakan tiga kali pertemuan untuk masing-masing pilar asosiasi dengan Pemerintah TL.
Pertemuan pertama bertujuan untuk mempersiapkan kunjungan misi pencari fakta keamanan politik, kedua, dalam format virtual, berfungsi membahas pilar sosial budaya dan ketiga, juga virtual, berlangsung antara pakar ekonomi dari kawasan Asia Tenggara dan para menteri ekonomi ASEAN.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri dan Kerjasama, Adalzija Magno juga mengingatkan bahwa impian TL menjadi anggota ASEAN sudah ada sejak tahun 1975, ketika negara itu memproklamasikan kemerdekaannya, namun belum terwujud.
“Saat ini, kami sedang mempersiapkan untuk mengirim aplikasi. Kami berharap prosesnya selesai dan persyaratan sudah kami penuhi sehingga suatu saat bisa menjadi anggota ASEAN”, ujarnya.
Dikatakan, mengenai persyaratan yang harus dipatuhi TL tinggal beberapa persoalan ekonomi yang masih harus diselesaikan, yakni pada pilar ekonomi ASEAN.
“Ada tiga pilar yaitu sosial budaya, keamanan dan politik dan ekonomi. Yang terakhir banyak persyaratannya, karena kita masih terkendala ekonomi”, tambahnya.
Menurutnya, proses aksesi TL termasuk kunjungan tim pencari fakta ASEAN ke Dili untuk melakukan penilaian komprehensif yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19.
ASEAN adalah blok ekonomi yang terdiri dari Brunei Darussalam, Kamboja, Singapura, Filipina, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand dan Vietnam, selain negara-negara pengamat Papua Nugini dan Timor-Leste.
ASEAN dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967. Kelompok ini bertujuan untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan, pemeliharaan stabilitas politik, promosi perdamaian, realisasi proyek dan investasi di sektor pertanian, industri dan pendidikan, tidak mengganggu dalam urusan dalam negeri masing-masing negara anggota.
Reporter : Cidalia Fàtima
Editor : Armandina Moniz