iklan

POLITIK, INTERNASIONAL, KESEHATAN

FAO : Krisis pangan meningkat, mata pencaharian harus diprioritaskan

FAO : Krisis pangan meningkat, mata pencaharian harus diprioritaskan

Foto google

DILI, 04 oktober 2021 (TATOLI)– Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), QU Dongyu, mengatakan beberapa tahun terakhir terjadi beberapa krisis pangan terburuk di dunia   yang berdampak pada puluhan juta orang dan ada kebutuhan mendesak untuk pendanaan yang ditargetkan secara khusus untuk bantuan mata pencaharian darurat dan  membangun ketahanan pangan.

“Hari ini kita menghadapi krisis pangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di berbagai bidang. Kelaparan dan kematian terkait kelaparan adalah kenyataan saat ini,” kata Direktur Jenderal FAO, QU Dongyu,senin ini,  dalam acara PBB Tingkat Tinggi dengan topik Aksi untuk Mendukung Pencegahan dan Pengakhiran Kelaparan Sekarang melalui online dari Roma ke New York.

Ia menambahkan, saat mendekati akhir 2021, situasinya terus memburuk. Lebih dari setengah juta orang di empat negara (Etiopia, Madagaskar, Sudan Selatan, dan Yaman) mengalami kerawanan pangan yang dasyat dan lebih dari 41 juta berada di ambang kelaparan.

Acara tersebut diselenggarakan atas kerjasama antara Pemerintah Republik Dominika, Irlandia, Norwegia dan Swedia, FAO, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan dan Program Pangan Dunia (WFP).

Direktur Jenderal FAO mengatakan situasi terus memburuk, dengan jumlah bantuan yang dialokasikan dan  dicairkan jauh dari $6,6 miliar yang dicari oleh organisasi kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan mendesak.  Selain itu, dari dana yang diberikan, terlalu sedikit yang difokuskan pada sumber daya bantuan mata pencaharian darurat dan komponen utama dari setiap strategi efektif untuk mencegah kelaparan.

Sejak Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres mengumumkan pembentukan Satuan Tugas Tingkat Tinggi untuk Kelaparan pada Maret, FAO telah membantu setidaknya 5,5 juta orang di enam negara yang ditetapkan sebagai prioritas tinggi oleh kelompok tersebut untuk memproduksi makanan yang sangat dibutuhkan dalam beberapa bulan terakhir.

FAO juga berkomitmen untuk membangun ketahanan jangka panjang untuk melindungi, memulihkan, dan meningkatkan mata pencaharian dalam menghadapi ancaman yang berdampak pada pertanian, nutrisi, ketahanan pangan, dan keamanan pangan. FAO menunjukkan bukti di lapangan yang menunjukkan bahwa bantuan kemanusiaan darurat sangat efektif:

Dia mengatakan komunitas kemanusiaan tidak bisa menunggu deklarasi kelaparan sebelum mengambil tindakan. Ia menambahkan bahwa untuk benar-benar mencegah kelaparan, bantuan kemanusiaan diperlukan untuk mengubah sistem pertanian pangan dan membangun ketahanan bagi yang paling rentan.

“Kita perlu bekerja sama untuk mengubah sistem pertanian pangan kita sehingga lebih efisien, inklusif, tangguh dan berkelanjutan,” kata Direktur Jenderal FAO.

Untuk mengantisipasi hal ini, Timor-Leste (TL)  sendiri telah memutuskan untuk memerangi kelaparan dengan mengadakan satu dialog nasional dan enam dialog sub-nasional untuk mendiskusikan Food System di TL.

Penyelenggara Food System Dialog UN, Filipe da Costa melihat Food System di TL tidak bisa memenuhi kebutuhan makanan untuk semua orang, melalui dialog yang dipromosikan UN pada tahun lalu. Karena itu, TL memutuskan untuk mengikuti dialog tersebut pada juli lalu.

“Setelah mengikuti untuk memenuhi dialog kita mendiskusikan apa saja yang dibutuhkan untuk memperbaiki Food System di TL dengan partisipasi oleh semua kalangan. Sub dialog yang dilakukan di Maliana (Bobonaro), Manufahi, Manatuto, Baucau, Viqueque dan Lospalos untuk menimbulkan rekomendasi  yang sudah dikumpulkan dalam buku yang disebut National System Pathway yang sudah dikirim untuk Food System Gateway dan selama KTT PBB pada September,” katanya.

Reporter : Cidalia Fàtima

Editor    : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!