iklan

POLITIK, INTERNASIONAL, PENDIDIKAN

Dili lockdown, TL tidak rayakan Hari Literasi  Internasional

Dili lockdown, TL tidak rayakan Hari Literasi  Internasional

Foto google

DILI, 08 september 2021 (TATOLI) – Menteri Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (MEJD), Armindo Maia mengatakan  Timor-Leste (TL) tidak merayakan Hari Literasi Internasional karena pemberlakuan  lockdown di Dili.

“Hari Literasi Internasional tidak digelar karena adanya pemberlakuan  lockdown di Dili. Tetapi, saya ingin mengingatkan semua orang bahwa pendidikan tidak mengenal usia. Kepada para orang tua, remaja dan orang dewasa yang belum berkesempatan belajar di sekolah untuk memanfaatkan teknologi agar bisa menulis dan membaca. Karena, pendidikan sangat bermanfaat bagi seseorang”, kata Menteri Armindo kepada Tatoli di Kementerian Keuangan, Dili, rabu ini.

Menurutnya, tema perayaan untuk Hari Literasi Internasional tahun ini adalah “Literacy for a human-centered recovery: Reducing the digital divide”.

Sementara itu, dia mengatakan, berdasarkan Resolusi Pemerintah No. 2/2007, tentang pembentukan Komisi Keaksaraan Nasional, bahwa, masalah tuna aksara di kalangan orang dewasa di TL  sekitar 50% (275.000 orang).

Dikatakan, situasi tersebut merupakan salah satu hambatan terbesar bagi pembangunan negara, terutama  di  sektor kesehatan dan produktivitas, serta keberhasilan pendidikan anak.

Sementara itu, dalam siaran pers yang diakses Tatoli, menurut Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) mengatakan, meskipun ada kemajuan, tantangan literasi tetap ada, termasuk pandemi Covid-19 yang telah menghambat perolehan dasar keterampilan literasi pada setidaknya 773 juta orang muda dan orang dewasa.

Krisis Covid-19 telah mengganggu proses belajar mengajar terhadap anak-anak, remaja, dan orang dewasa dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini juga memperluas ketidaksetaraan yang sudah ada sebelumnya dalam akses ke peluang keaksaraan yang signifikan, secara tidak proporsional mempengaruhi 773 juta pemuda dan orang dewasa yang mengalami tuna aksara.

Dokumen tersebut juga menyoroti bahwa  di saat krisis global, upaya telah dilakukan untuk menemukan alternatif yang menjamin kelangsungan pembelajaran.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor     : Armandina Moniz

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!