DILI, 28 juli 2021 (TATOLI) – Organisasi Kesehatan Dunia (Bahasa Ingris: World Health Organisation-WHO) meminta pemerintah Timor-Leste (TL) melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menyiapkan dana khusus untuk mencegah Hepatitis Virus B (HVB).
Perwakilan WHO di TL, Arvind Mathur mengatakan sejak 2019 hingga 2020, Program AIDS Nasional (NAP) TL melakukan “Viral Hepatitis Outreach Project” – Tes & vaksinasi Hepatitis B dan C dengan dukungan teknis dan keuangan dari WHO.
Menurutnya, berdasakan hasil survei pada 3.563 peserta, diketahui peserta tersebut negatif untuk anti-HCV. Sedangkan tingkat kepositifan hepatitis-B berkisar antara 3% hingga 7%. Sementara, beban HCV pada populasi berisiko rendah, diperkirakan dengan menggunakan tingkat prevalensi yang ditemukan pada donor darah yaitu sekitar 0,29%.
“Meskipun ada kemajuan dalam pengujian dan vaksinasi Hepatitis di antara Populasi Kunci (KP), dan beban Hepatitis B yang tinggi di negara ini (6,5% prevalensi hepatitis B pada populasi umum berdasarkan data bank darah). Masalahnya adalah belum tersedianya dana khusus untuk implementasi program hepatitis viral. Kurangnya kegiatan pengawasan rutin, kecuali untuk data bank darah, dan rencana strategis nasional yang dibiayai guna mengakhiri viral hepatitis pada 2030,” kata Arvind ketika memberi sambutan pada acara peringatan hari hepatitis dunia di Novo Turismo, Dili, rabu ini.
Dikatakan, tindakan untuk menghilangkan virus hepatitis pemerintah perlu mengalokasikan dana khusus untuk mencegah penyakit hepatitis yang secara global sudah membunuh banyak orang.
“Kita harus segera mengatasi ini, dan saya menegaskan kembali komitmen WHO untuk mendukung Kementerian dalam setiap langkah memperkuat tindakan dan tanggapan,” ujarnya
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan, Bonifacio Mau Coli dos Reis mengatakan hari hepatitis ini sangat penting karena lebih dari 300.000 orang di dunia terjangkit penyakit tersebut dengan angka kematian 1.400.
“Data menunjukan bahwa 3 sampai 7% penduduk terjangkit virus hepatitis. Namun, data ini dari bank darah, belum termasuk keseluruhan yang tidak melakukan tes,” kata Bonifacio.
Dia menyadari bahwa selama ini pemerintah tidak menyediakan dana khusus untuk mencegah hepatitis. Saat ini, lanjutnya, Kemenkes sudah menyiapkan rencana program vaksinasi agar semua orang bisa terhindar dari virus hepatitis.
Di tempat yang sama, Direktur Lembaga Estrela +, Ines Lopes mengatakan vaksin untuk hepatitis sudah dilakukan untuk balita, namun untuk orang dewasa belum diidentifikasikan secara menyeluruh.
“Kami ingin membantu pemerintah dengan mensosialisasikan program hepatitis agar semua orang bisa menghindari penyakit tersebut. Pengetahuan masyarakat tentang hepatitis sangat sedikit. Kami ingin sosialisasi hepatitis, seperti sosialisasi HIV/AIDS,” tuturnya.
Menurutnya, orang yang bisa ikuti vaksin anti hepatitis adalah mereka yang belum terjangkit virus tersebut, namun untuk mereka yang terjangkit dianjurkan agar melakukan pengobatan sesuai anjuran medis.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz