iklan

EKONOMI, INTERNASIONAL, LSM

UNDP serahkan proyek ‘Coastal Resilience Building’ pada MAP

UNDP serahkan proyek ‘Coastal Resilience Building’ pada MAP

Perwakilan UNDP di Timor-Leste, Lazima Onta-Bhatta. Foto Tatoli/Francisco Sony

DILI, 22 juli 2021 (TATOLI) –  United Nations Development Program– UNDP (Organisasi internasional Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa-PBB)  menyerahkan kepemilikan asset proyek  ‘Coastal Resilience Building’ pada Kementerian Pertanian dan Perikanan (MAP)  untuk mendukung pelaksanaan program pengelolaan konservasi mangrove.

Acara penandatanganan serah terima kepemilikan asset proyek ‘Coastal Resilience Building’ dilakukan oleh Perwakilan UNDP di TL, Lazima Onta-Bhatta kepada  Direktur Kehutanan, Kopi dan Tanaman Industri MAP, Raimundo Mau di UN Compound, Kaikoli, Dili, kamis ini.

Perwakilan UNDP di TL, Lazima Onta-Bhatta mengatakan Tim Aset UNDP telah bekerja keras untuk mewujudkan program konservasi mangrove sejak bertahun-tahun.

“Kami sangat bekerja keras untuk pelaksanaan program ini. Kami bermitra dengan pemerintah TL melalui Kementerian Pertanian dan Perikanan dalam konservasi mangrove,” tuturnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, program ini mendapatkan dana dari Global Environment Facility sebesar $0,7 juta. Dana yang disediakan untuk proyek aset senilai $179 ribu.

Ia menambahkan, proyek ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pesisir dengan memperkenalkan pendekatan berbasis alam dan memperkuat mata pencaharian dan kapasitas adaptasi masyarakat pesisir yang rentan.

Dia menyebutkan, UNDP memberikan asset terdiri dari tiga  mobil merk 4WD, tujuh sepeda motor, dua drone, perabot kantor, peralatan memancing, fasilitas pertemuan zoom, dan berbagai peralatan IT.

Pada april 2021 dia mengatakan, program ini memberikan fasilitas laboratorium GIS (Sistem Informasi Geografis) yang canggih kepada MAP sebagai bagian dari pengelolaan yang baik dari data geospasial proyek.

Program tersebut didanai   Global Environmental Facility (GEF) dan  pelaksanaannya dilakukan UNDP  bekerja sama dengan MAP. Kerjasama dilakukan sejak agustus 2016 hingga juli 2021 di Dili, Liquiça, Bobonaro, Covalima, Manufahi, Manatuto, dan Viqueque.

Sementara itu, Direktur MAP, Raimundo Mau menyatakan terima kasih kepada UNDP atas kemitraan untuk ketahanan konservasi mangrove di wilayah pesisir TL.

Dikatakan, selama tujuh tahun  bermitra  dengan TL, program ini telah dilaksanakan di 11 Kotamdya, dengan tujuan untuk menjaga dan melestarikan kawasan pesisir dengan penghijauan mangrove dan alam lainnya.

“Program ini memberikan dampak positif bagi konservasi mangrove di sekitar kawasan ketahanan pesisir di TL. Ini adalah bagian dari mempromosikan ketahanan ekosistem pariwisata,” ujarnya.

Dia mengatakan, dukungan dari UNDP untuk membantu staf dalam mengerjakan program ini. Semua bahan akan didaftarkan ke departemen patrimonial pemerintah dan digunakan untuk kebutuhan kerja pemerintah.

Di tingkat nasional, pihaknya memproyeksikan pelatihan pengelolaan pesisir kepada 299 pegawai negeri sipil dan membentuk Kelompok Kerja Teknis (TWG) pengelolaan pesisir terpadu yang memanfaatkan sinergi koordinasi antar kementerian.

Dia menyebutkan, anggota kelompok meliputi perwakilan dari MAP, Sekretaris Negara untuk Lingkungan Hidup (SSE), Kementerian Tata Usaha Negara (MSA), Kementerian Pariwisata, Perdagangan dan Industri (MTCI), Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Kementerian Dalam Negeri ( MI) dan Universitas nasional Timor-Lorosa’e (UNTL). Selain itu, keterlibatannya dengan MAP telah menyebabkan reorganisasi struktural yang membentuk Departemen Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Mangrove yang baru.

Di tingkat lokasi, proyek mengidentifikasi spesies bakau, memetakan semua lokasi bakau di negara ini, dan melindungi 52% di antaranya melalui pendekatan ekosistem bakau berbasis masyarakat dan tarabandu (larangan).

Dalam hal diversifikasi mata pencaharian, proyek ini mendukung 4.841 anggota kelompok hortikultura, agrikultur, manajemen peternakan, kerajinan tangan, dan simpan pinjam, yang 50% di antaranya adalah perempuan.

Selain itu, proyek memasang sistem irigasi dan pasokan air bersih, mendirikan skema penyeimbangan karbon dan ekowisata/pusat pembelajaran mangrove pertama di bawah modalitas Pembayaran Jasa Ekosistem (PES), dan mengadakan kampanye nasional untuk meningkatkan kesadaran tentang keterkaitan antara perlindungan ekosistem mangrove dan bangunan ketahanan pantai.

Reporter   : Cidalia Fátima

Editor       : Armandina Moniz

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!